Dari data yang ada, sebanyak 153 hewan kurban dipotong mulai hari Selasa hingga Jumat mendatang. Terdiri dari 67 ekor sapi dan 76 ekor kambing yang tersebar di seluruh Gianyar.
Meski secara jumlah hewan kurban menurun dari tahun sebelumnya yang juga sudah mulai kena dampak Pandemi covid-19. "Tahun lalu untuk kurban di Masjid Agung Al-A’la hanya memotong 9 ekor Sapi dan 20 ekor kambing. Tahun ini 12 sapi dan 14 kambing.
Baca Juga :
Dinkes Bali Minta RS Rujukan Covid-19 Gunakan Oksigen Seefektif Mungkin
Judul : Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, RSUP Sanglah Maksimalkan Pelayanan.
Kondisi ini juga merata di seluruh masjid dan kelompok pengajian lainnya," jelas Ketua Panitia Hari Besar Islam, Haji Malik.
Ditambahkannya, jumlah hewan kurban menurun 30%. Menghindari kerumunan dan memastikan prokes, proses pemotongan pun dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap pertama pada Selasa usai Shalat Id, lanjut Rabu dan Kamis. “Kalau tahun lalu dilaksanakan dua tahap, tahun ini ditengah PPKM, kami laksanakan selama tiga tahap selama tiga hari untuk menghindari kerumunan dan tetap tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19,” terangnya.
Meski kondisi ekonomi sedang, sebutnya, namun minat umat untuk berkurban tetap tinggi. Terlebih, untuk berkurban ini kebanyak umat sudah menabung, hanya saja umat lebih memilih membeli sapi dibandingkan kambing. "Banyak umat yang kini lebih membeli sapi karena dagingnya lebih banyak dan relatif murah, karena yang bagikan lebih banyak. Mereka biasanya patungan atau berelompok unyuk membeli sapi," imbuhnya.
Dijelaskan lagi, dalam suasana pandemi ini berkurban juga menjadi momentum untuk merekatkan tali silahturahmi antar umat beragama. Karena itu umat lain yang memiliki keahlian tetap dilibatkan membantu pemotongan hewan kurban dan juga kebagian rowahan. Hanya saja, untuk penyembelihan hewan dilakukan oleh warga muslim sesuai tata cara menurut islam.
Lanjut itu, warga Hindu baru ambil bagian untuk mengupas kulit, pembersihan dan pemotongan bagian-bagian dagingnya. “Tradisi tolerasi ini, tidak hanya terlihat dalam satu tempat, namun juga di sejumlah tempat lainnya di wilayah Gianyar. Hal demikian umat lain pun turut merasakan kemeriahan perayaan Idul Adha, “ ungkapmya.
I Made Pageh (50), warga Gianyar yang ikut membantu menguliti sapienjelaskan dirinya ikut membantu proses pemotongan kurban sudah lebih dari duapuluh tahun. “Melalui kebersamaan ini, rasa persaudaraan kami rasakan semakin rekat, “ syukur Pageh. (sar)