Caption ; Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi
DENPASAR-fajarbali.com
Para peternak sapi tampaknya mendapat angin segar terhadap distribusi keluar daerah. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi, Kamis (12/01).
Menurut Kresna Budi, dirinya sudah berkomunikasi dengan Gubernur Bali Wayan Koster terkait kuota pengiriman sapi Bali. Salah satunya tentang payung hukum khususnya Peraturan Gubernur (Pergub). “Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Gubernur, astungkara sudah diatensi sama beliau,” ujar Kresna Budi.
Keberadaan Pergub terkait pengiriman sapi keluar daerah sangat diperlukan. Mengingat, selama ini para peternak sapi sudah sangat sabar menunggu kejelasan. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada kepastian turunnya Peraturan Gubernur (Pergub). Maka dari itu, peternak seakan gerah dengan hal itu.
“Selama ini petani berusaha untuk sabar. Tetapi setelah pertemuan G20 sukses digelar, Pergub tidak kunjung diturunkan, sehingga petani ternak kian lama akan menjerit bahkan mengancam untuk turun melakukan aksi demo,” jelasnya.
Politisi asal Desa Liligundi ini menyatakan akan terus mengawal aspirasi dari para petani dan peternak hingga ada kepastian hukum. Pasalnya, sejak Bali ditetapkan Zero Case Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga saat ini kurang lebih 8 bulan menunggu kepastian pengiriman kuota sapi. “Sekarang Bali sudah aman, zero case dan sudah seharusnya Pergub tentang kuota sapi segera diterbitkan,” tandasnya.
Padahal, setiap tahunnya distribusi sapi keluar Bali mencapai 60 ribu ekor. Tentunya, jumlah tersebut mampu memberikan dampak ekonomi terhadap peternak. “Ternak sapi ini khusus untuk pemenuhan kebutuhan sapi potong,” akunya.
Disisi lain, Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Wayan Sunada menyatakan, kejelasan payung hukum yang dimaksud bukan lah Pergub, melainkan Surat Keputusan (SK) Gubernur yang mengatur kuota pengiriman sapi Bali. Namun, terbitnya SK tak serta merta langsung, tetapi membutuhkan waktu dan proses.
Terkait berapa kuota sapi yang dikirim ke luar daerah Bali, pihaknya tak merinci secara detail. Pasalnya, tergantung dari jumlah populasi sapi di Bali.