MANGUPURA – fajarbali.com | Penyandang disabilitas di Bali mendapat kesempatan yang sama untuk bekerja dalam dunia industry perhotelan. Sebab, Accor sebuah grup perhotelan di Indonesia dengan jaringan lebih dari 125 hotel itu bekerjasama dengan DNetwork menyediakan lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas di Pulau Dewata.
“Kami bekerja sama dengan DNetwork, sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Bali berkolaborasi untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas,” kata Garth Simmons, Chief Operating Officer, Accor Malaysia, Indonesia, Singapore dan South Asia di Amarterra Villas Bali Nusa Dua-MGallery.
Garth Simmons mengatakan, program ini juga sesuai dengan pemerintah yang menargetkan 1 persen dari masing-masing hotel mempekerjakan penyandang disabilitas. Accor telah memulai inisiatif bermakna ini untuk menciptakan peluang kerja bagi orang-orang dengan kebutuhan khusus di Bali. “Kami yang bekerjasama dengan NGO, berharap bisa mempekerjakan disabilitas sebanyak-banyaknya. Termasuk memberikan kesempatan magang, sehingga lebih mengenal industri itu sendiri yang nantinya membuka kesempatan kerja akan lebih terbuka. Intinya, awarnes yang kami bangun saat ini,” imbuhnya.
Project Manager DNetwork, Hani Fausi Ramadhani mengatakan, kerjasama ini memungkinkan untuk lebih memberdayakan individu dengan kebutuhan khusus dan membantu mereka memasuki industri perhotelan. “Kami senang bahwa Accor, sebagai mitra industry, kami mendukung menciptakan ekosistem dan lingkungan kerja yang inklusif bagi mereka. Berkat inisiatif ini, hotel-hotel Accor akan menyediakan kesempatan dalam bentuk program fre-training dan program hospitality, serta lapangan kerja, dengan bantuan dari DNetwork untuk menciptakan pengalaman terbaik bagi para disabilitas,” ujarnya.
Kolaborasi ini, jelas Hani Fausi Ramadhani memungkinkan semua hotel Accor membangun tenaga kerja inklusit yang berkembang dengan beragam kemampuan. Penyandang disabilitas memiliki keahlian dan ketertarikan, bahkan memiliki kemampuan untuk bekerja di hotel. Banyak dari mereka yang bekerja menjadi houskeeping, kichen dan sudah ada yang sebagai operator telpone.
“Saat ini, sudah ada sekitar 20 disabilitas yang sudah bekerja di hotel di Bali dan sekitar 260-an di Indonesia. Karena kami memulai dari proses belajar. Kami datang ke sekolah-sekolah menyampaikan modul partisipan kerja dan apa yang mereka butuhkan untuk siap kerja,” ucapnya.
Sementara Kadek Agus, penyandang disabilitas mengurus media sosial dan berkoneksi ke penyandang disabilitas mengaku telah mempunyai platfom online sehinggga penyandang disibilitas terregeristrasi. Pihaknya juga melakukan kerjasama dengan komunitas disabilitas untuk memberikan modul persipan kerja. Setelah itu menjaring, kemudian memberikan training. “Kami juga mengadakan gatheting atau temu pencari kerja dengan tema yang beda sebagai persiapan dunia kerja,” tutupnya. (dar)
Save as PDF