“Green Journey The Nusa Dua”, ITDC dan Petani Kedisan Mandiri Wujudkan Visi Ketahanan Pangan Melalui Pariwisata Berkelanjutan

Green Journey The Nusa Dua jalin harmoni dengan komunitas petani organik.
Green Journey The Nusa Dua jalin harmoni dengan komunitas petani organik.

Loading

GIANYAR-fajarbali.com | Sebagai upaya mempererat tali silaturahmi dan memperkuat sinergi dengan rekan-rekan media, InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua menggelar acara media gathering bertajuk “Green Journey The Nusa Dua”. Kegiatan yang di Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar ini, membawa para jurnalis merasakan langsung denyut nadi pertanian organik yang berkelanjutan.

Acara ini terselenggara berkat kolaborasi erat dengan Kelompok Tani Kedisan Mandiri. Kelompok tani ini bukan sembarang kelompok, mereka telah tersertifikasi sebagai petani organik resmi di Provinsi Bali dan dikenal luas atas dedikasi mereka dalam menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Lebih istimewa lagi, Kelompok Tani Kedisan Mandiri adalah bagian dari program pendampingan bina lingkungan (community development) yang dijalankan oleh ITDC. Ini adalah bukti nyata komitmen ITDC untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal dan mengembangkan pertanian berkelanjutan di sekitar area yang mereka kelola.

“Kami ingin para sahabat media tidak hanya mengenal The Nusa Dua sebagai kawasan wisata kelas dunia, tetapi juga melihat bagaimana ITDC terus berkomitmen memperluas dampak sosial dan lingkungan melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan komunitas pertanian lokal,” jelas General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika. Pernyataan ini menegaskan bahwa ITDC tidak hanya fokus pada pariwisata semata, melainkan juga pada kesejahteraan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Agus Dwiatmika menambahkan, “Green Journey The Nusa Dua” sendiri merupakan bentuk apresiasi dan silaturahmi ITDC kepada para sahabat media atas dukungan dan peran aktif mereka dalam menyebarkan berbagai informasi positif terkait kawasan The Nusa Dua. “Namun, lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi bagian krusial dari komitmen ITDC dalam mendorong praktik green tourism dan pembangunan berkelanjutan di Bali melalui kolaborasi nyata dengan komunitas lokal, menunjukkan bahwa pariwisata dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Bupati Badung Sambut Baik Kehadiran Tui Blue Hotel, Bisa Tingkatkan PAD dan Serap Tanaga Lokal

Dalam kesempatan istimewa ini, para peserta diajak untuk langsung merasakan pengalaman menanam padi secara organik. Mereka menyusuri persawahan hijau yang asri, merasakan langsung tanah dan air yang menjadi sumber kehidupan, serta memahami filosofi dan semangat keberlanjutan yang diusung oleh para petani Kedisan. Pengalaman langsung ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana makanan kita sampai ke meja makan, dan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam.

Kegiatan ini semakin meriah dengan penyajian hidangan tradisional khas Kedisan yang disiapkan dengan penuh cinta oleh ibu-ibu kelompok tani. Aroma masakan rumahan yang lezat berpadu dengan suasana pedesaan yang menenangkan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Pembagian doorprize juga turut memeriahkan suasana, menjadi bentuk apresiasi tambahan kepada para peserta yang telah meluangkan waktu berharga mereka.

Sebagai tindak lanjut dari komitmen yang telah diutarakan, ITDC memberikan bantuan konkret berupa dua ekor sapi kepada Kelompok Tani Kedisan Mandiri. Bantuan ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembuatan pupuk kompos, yang sangat esensial untuk mendukung sistem pertanian organik yang tengah dikembangkan. Selain itu, sapi-sapi ini juga berfungsi sebagai indukan yang diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi kelompok tani tersebut, memperkuat kemandirian mereka.

Kegiatan "Green Journey The Nusa Dua" juga secara langsung berkontribusi pada upaya ketahanan pangan lokal. Dengan mendukung praktik pertanian organik dan pemberdayaan Kelompok Tani Kedisan Mandiri, ITDC membantu memastikan ketersediaan pangan yang sehat dan berkelanjutan. Pertanian organik meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya, yang tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga untuk kesehatan konsumen. Sapi-sapi yang disumbangkan akan membantu produksi pupuk kompos, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan menciptakan siklus nutrisi yang lebih alami dalam ekosistem pertanian. Ini adalah contoh nyata bagaimana sektor pariwisata dapat berperan aktif dalam memperkuat fondasi ketahanan pangan di suatu wilayah.

BACA JUGA:  Warerbom Bali Target Jadi Taman Air Terbaik Dunia, Terapkan Filosofi Lokal Tri Hita Karana

“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat dan kolaborasi luar biasa dari Kelompok Tani Kedisan Mandiri. Harapan kami, melalui kegiatan ini, harmoni antara sektor pariwisata dan pertanian berkelanjutan dapat terus ditingkatkan. Ke depan, ITDC dan Kelompok Tani Kedisan Mandiri bertekad untuk terus menjalin hubungan dan mengeksplorasi kemungkinan kerja sama konkret untuk pengembangan pertanian organik, membuktikan bahwa sinergi lintas sektor adalah kunci menuju Bali yang lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkas Agus Dwiatmika. (M-001)

Scroll to Top