Akhir Tahun 2017 hujan dengan intensitas rendah terjadi di Kabupaten Gianyar. Seperti halnya Senin (1/1/2017), kawasan wisata Ubud diguyur hujan, padahal pagi harinya sempat cerah. Aktifitas di jalan raya di kawasan Ubud juga tidak terlampau padat dan karyawan penyedia jasa transportasi pariwisata terlihat duduk-duduk menunggu wisatawan. Beberapa restauran terdapat juga kunjungan wisatawan, namun dirasakan belum padat seperti saat situasi normal.
GIANYAR-fajarbali.com | Berbeda dengan kunjungan wisatawan di Air Terjun Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati. Di obyek ini dipadati wisatawan asal Eropa dan India (Asia). Bahkan saking membludaknya wisatawan yang memanfaatkan momen tutup tahun, parkir di lokasi wisata tersebut nampak penuh.
Petugas parkir bersama aparat kepolisian ikut mengamankan lalulintas agar tidak krodit.Salah satu wisatawan lokal asal Tabanan, Mahayekti terkejut saat mendatangi obyek wisata tersebut. Mengingat pada jalur utama, lalulintas nampak sepi, sehingga diperkirakan kunjungan di obyek tersebut juga sepi. “Padat sekali, nyari parkirnya juga susah. Namun dengan situasi pariwisata saat ini, artinya kondisi pariwisata sudah berangsur-angsur normal,“ jelas Mahayekti.
Hanya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta tidak menampik kunjungan wisatawan ke objek wisata di beberapa titil di Gianyar mengalami peningkatan. “Beberapa hari ini mengalami trend peningkatan kunjungan wisatawan, namun belum seperti waktu kondisi normal,” jelas Ari Bramanta. Dikatakannya, naiknya okuvansi hotel ini belum menyentuh tingkat hunian sampai home stay dan villa-villa di Gianyar pada umumnya. Dikatakannya juga, jelang akhir tahun 2017 tingkat okuvansi baru mencapai 50-60 persen.
Dijelaskannya juga, bahwa wisatawan yang dating ke Gianyar justru tidak menginap di Gianyar. Wisatawan hanya singgah di beberapa obyek di Gianyar dan kembali ke Sanur, Kuta atau Nusa Dua untuk menginap. “Obyek di Gianyar hanya menjadi destinasi kunjungan saja, belum menginap. Namun dengan kondisi ini, saatnya memulihkan keadaan,” terangnya lagi.
Diindikasikannya, obyek wisata di luar Gianyar menawarkan diskon atau tariff yang murah, sehingga wisatawan memilih menginap di wilayah Kuta, Sanur atau Nusa Dua. Sehingga menurutnya, yang tinggal atau menginap di Ubud, prosentasenya masih kecil sedangkan di luar Gianyar sudah menawarkan paket holiday. “Saya kita Ubud bukan kalah saing, namun kalah dalam inovasi, kalah menawarkan paket dengan harga yang murah,” bebernya.
Diharapkannya, saat ini pengusaha akomodasi hotel dan penunjangnya agar bias menawarkan suatu paket travel dengan murah. Hal ini agar wisatawan mau menginap di Ubud dan bersedia tinggal beberapa hari. “Kalau dibilang tingkat okuvansi hotel baru naik 10 persen, diharapkan di Tahun 2018 kondisi ini bisa normal,” tutupnya. (sar)