DENPASAR – fajarbali.com | Akibat mewabahnya virus Corona (Covid-19) di Bali, membuat sebagian besar masyarakat yang bermatapencaharian di industri pariwisata sudah tidak bekerja maupun kehilangan pekerjaan karena pemutusan hubungan kerja (PHK). Dampak pandemi juga membuat aktivitas pariwisata mengalami penurunan signifikan, akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi lesu dan daya beli masyarakat menjadi berkurang.
Pengamat ekonomi, Panudiana Kuhn mengatakan, saat ini pemerintah mesti mengoptimalkan untuk pelaksanaan program padat karya dalam upaya membangkitkan kembali ekonomi yang semakin terpuruk.
“Walaupun saat ini tatanan kehidupan era baru dan pariwisata telah dibuka untuk wisatawan lokal dan domestik, namun geliat pergerakan ekonomi masih sangat lesu. Untuk itu pemerintah harus melakukan suatu program yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi secara perlahan,” ujarnya, Sabtu (29/8/2020).
Kuhn mengakui dalam tatanan kehidupan era baru masih banyak masyarakat tidak memiliki uang karena sudah lama tidak bekerja. Secara mikro dan makro perputaran uang sangat lambat karena aktivitas ekonomi melambat.
“Masyarakat masih dibatasi dengan penerapan protokol kesehatan karena masih tingginya kasus penyebaran Covid-19 di Bali. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki kewajiban guna menggerakan perekonomian Bali sehingga perekonomian tidak lumpuh,” ungkapnya.
Untuk menggerakan ekonomi saat ini, jelas Kuhn, pemerintah mesti menjalankan program padat karya. Proyek pemerintah mesti dikerjakan dengan program padat karya. Selain itu, pemerintah bisa membantu permodalan UMKM yang bisa mempekerjakan masyarakat, komunitas atau kelompok masyarakat di lingkungannya. Selain itu, perlu adanya sosialisasi dan promosi untuk menggeliatkan produk UMKM.
“Masyarakat lokal mesti dilibatkan dalam pengerjaan program padat karya. Proyek pemerintah dalam pembuatan jalan raya, rumah sakit, pembangunan pasar umum, pembersihan dan perbaiki sungai dan lainnya wajib dikerjakan masyarakat lokal,” tuturnya.
Kuhn menambahkan masyarakat yang dilibatkan dalam program padat karya mesti digaji sesuai UMR. Dengan proyek padat karya, uang yang beredar semakin banyak dan masyarakat memiliki uang dari pekerjaan atau program padat karya tersebut, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat dan ekonomi secara perlahan akan kembali menggeliat. (dar).