https://www.traditionrolex.com/27 Gelar Doa Bersama, Komponen Masyarakat Bali Kutuk Aksi Terorisme - FAJAR BALI
 

Gelar Doa Bersama, Komponen Masyarakat Bali Kutuk Aksi Terorisme

(Last Updated On: 15/05/2018)

DENPASAR-fajarbali.com | Aksi terorisme bom bunuh diri  yang menyerang tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya dengan jatuhnya 28 korban jiwa tak berdosa termasuk kaum perempuan dan anak mengundang keprihatinan semua komponen bangsa termasuk di Bali.



Pada Selasa (14/5/2018) berbagai komponen masyarakat Bali menggelar aksi Doa Kemanusian Untuk Surabaya di Lapangan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denoasar. Dalam kesempatan itu mereka juga mengutuk dan mengecam aksi terorisme serta meminta pemerintah segera menuntaskan persoalan tersebut.

Adapun berbagai komponen masyarakat Bali itu berasal dari lintas agama, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa. Di antaranya PHDI Provinsi Bali, DPW NU Provinsi Bali, PW Muhammadiyah Provinsi Bali, IKAWANGI Dewata, Gereja Protestan Provinsi Bali, Pemuda Muhammadiyah, DPD PA GMNI Bali, DPC GMNI Denpasar, Peradah, KMHDI, Taruna Merah Putih, Banteng Muda Indonesia (BMI), Baladika, Laskar Bali, DPD KNPI Bali dan BEM Universitas Warwadewa. Hadir pula sejumlah tokoh masyarakat, seperti Wayan Koster, Ketua PHRI Provinsi Bali Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace).

Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana didampingi Ketua NU Provinsi Bali H. Abdul Aziz, Ketua PW Muhammadiyah Provinsi Bali H  Aminullah, Ketua Gereja Protestan Privinsi Bali Bishop Nengah Suama dalam sambutan mengungkapkan bahwa mereka mewakili komponen masyarakat Bali merasa prihatin terhadap aksi terorisme yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tak berdosa khususnya kaum perempuan dan anak-anak.




“Kami juga ikut berduka cita terhadap korban beserta keluarga. Kejadian (aksi terorisme) di Surabaya telah menyakiti seluruh Bangsa Indonesia,” ujarnya.

Pihaknya mendesak pemerintah untuk menuntaskan dan melenyapkan aksi terorisme di Tanah Air. Selain itu ia juga mengajak semua komponen bangsa khususnya masyarakat Bali untuk melawan segala aksi terorisme. “Kami tidak takut, dan pemerintah juga tidak boleh takut. Karena kalau takut makabhancurlah kita semua dan bangsa ini,” tegasnya.



Menurutnya, tidak ada ajaran agama apapun di dunia ini yang membenarkan membunuh umat manusia tak berdosa. Jadi tegas dia, aksi terorisme tidak ada kaitannya sedikit pun dengan agama tertentu. “Jangan dikaitkan dengan agama tertentu, mereka ingin memecah belah persaudaraan kita. Jadi kita tidak boleh terpengaruh,” tegasnya mengingatkan.

Masyarakat Bali yang sebagaian besar beragama Hindu lanjut dia, sejak zaman dahulu telah hidup secara harmonis dan berdampingan dengan masyarakat dari umat lain. “Kerukunan antarumat beragama di Bali merupakan warisan dari kearifan leluhur kita,” sebutnya.

Kemudian mengatakan bahwa sebagai warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut membela negara dari segala macam ancaman dan rongrongan yang dilakukan oleh pihak tertentu termasuk aksi terorisme. “Kami siap membela negara sampai titik darah penghabisan berjuang bersama pemerintah menghancurkan segala ancaman keutuhan bangsa,” tegasnya lagi.

Pada kesempatan itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali, Nyoman Gede Antaguna alias Mangde membacakan pernyataan sikap yang berisi tiga point. Peserta kemudian menandatangi pernyataan yang dibacakan Antaguna tersebut. Adapun isi pernyataan itu dadalah pertama, tidak terpancing atau terprovokasi oleh ujaran kebencian yang barbau SARA, ajaran dan ideologi ektrem-radikal di media massa dan media sosial.




Kedua, menjaga keamanan dan situasi, kondisi linkungan masing-masing secara gotong royong dan penuh persaudaraan dan ketiga, mendesak serta mendorong pemerintah dan DPR RI untuk menetapkan undang-undang anti-terorisme secepatnya. Dan bilamana perlu memohon kepada Presiden agar Perppu anti-terorisme bisa diterbitkan guna penindakan tegas terhadap kejahatan terorisme di Indonesia.

Sedangkan tokoh masyarakat  Wayan Koster yang hadir didampingi istri, Ni Putu Putri Suastini usai kegiatan saat diwawancara wartawan mengatakan, aksi teror itu tak bisa lagi ditoleransi. “Saya meminta kepada pemerintah, dalam hal ini pihak kepolisian untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku teror,” pintanya. Ia menegaskan peristiwa serupa tak boleh terjadi di Bali. Untuk itu, Koster meminta agar Pulau Bali dijaga dengan baik. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kondisi sekitar amst diperlukan.

Di sisi lain, Koster berharap peristiwa ini tak menimbulkan keretakan kerukunan umat beragama yang sudah berjalan apik di Pulau Bali. “Tidak boleh terjadi di Bali. Bali ini harus kita jaga bersama. Jangan sampai peristiwa ini merusak toleransi dan kerukunan antar-umat beragama yang sudah berjalan bagus di Bali. Mari kita pelihara persatuan dan kesatuan yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945,” ajak dia. (put)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Polres Bangli Kebanjiran Karangan Bunga

Sel Mei 15 , 2018
Dibaca: 30 (Last Updated On: 15/05/2018)BANGLI-fajarbali.com | Polres Bangli kebanjiran karangan bunga, Selasa (15/5/2018) pagi. Karangan bunga datang dari berbagai penjuru dan berbagai komponen, diantaranya dari Desa Yangapi, Tembuku, Bangli, pengusaha dan organisasi sosial di Bangli, sebagai wujud bela sungkawa atas gugurnya 6 anggota Polri pada kerusuhan di Rutan Mako […]

Berita Lainnya