Salah satu produk tas/dompet rajut dari Reta Handycrafts (RH).
Â
DENPASAR – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Desain kemasan menjadi fundamental bagi sebuah perusahaan karena memiliki makna yang divisualkan secara tersirat baik dari corporate culture, historical, dan positioning sebuah perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki desain kemasan, ada yang terkonsep dengan baik dan ada pula yang ala kadarnya saja. Menjaga konsistensi dan kualitas citra merek dalam benak konsumen sangat penting agar mudah mengenali perusahaan dalam setiap komunikasinya.
Melihat persoalan tersebut, lima dosen Universitas Ngurah Rai (UNR) yang tergabung dalam tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) melakukan pendampingan terhadap RH (Reta Handycrafts) di Banjar Titih Tengah, Kota Denpasar yang belum memiliki desain kemasan. RH adalah kerajinan rajutan berupa tas, dompet dan semacamnya.
Tim yang diketuai I Wayan Putu Sucana Aryana, dengan anggota, I Wayan Astawa, I Made Adi Suwandana, Agus Wiryadhi Saidi dan Siluh Putu Natha Primadewi, menilai, produk dan jasa yang berhasil akan memuaskan serta mudah diingat oleh konsumen, begitu pun dengan merek perusahaanya.
TIM PKM UNR mendampingi Reta Handycrafts di Banjar Titih Tengah Kota Denpasar.
Sucana Aryana mengungkapkan, permasalahan yang dihadapi RH, selaku mitra PKM, meliputi aspek visual branding. Pada aspek ini permasalahan minimnya pengetahuan akan prinsip desain kemasan/Identitas visual merupakan cara membentuk persepsi dan menciptakan kesan melalui elemen-elemen yang terlihat dari sebuah brand.
"Foto produk sebagai salah satu aspek visual branding menjadi kekurangan mitra berkaitan dengan foto-foto yang disajikan tidak menampilkan estetika sehingga kurang memvisualkan keunggulan dari produk RH. Foto komersial sebagai visual branding harus mampu menarik perhatian masyarakat," kata Sucana, di Denpasar, Selasa (6/12).
Permasalahan berikutnya yakni aspek marketing. Pemasaran yang dilakukan RH hanya sebatas mengikuti bazar dan event lain. Hal ini menghambat kemajuan usaha.
"Mitra cenderung memasarkan produk melalui mulut ke mulut, menunggu oderan datang yang sifatnya perorangan menyebabkan nilai jual produk menjadi  rendah dan berdampak pada keuntungan yang diperoleh. Rendahnya kemauan mitra untuk membangun jaringan pemasaran dan kemampuan mencari pangsa pasar baru menyebabkan usaha tidak bisa tumbuh secara signifikan," ungkap dia.
Kemudian, mitra juga belum memiliki product branding dan saluran pemasaran digital melalui e-commerce. Sehingga pihaknya menawarkan solusi berupa re-desain kemasan RH yang mengikuti perkemangan zaman tanpa mengubah logo, packaging dan nama produk yang terlebih dahulu dikenal, serta perhitungan kinerja produk dan kemasan.
"Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan fokus pada kegiatan pengabdian masyarakat yang bersifat komprehensif, bermakna dan berkelanjutan (sustainable) dengan sasaran salah satu usaha kelompok pada daerah tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya, tanpa adanya identitas visual, konsumen akan sulit mengidentifikasi perusahaan tersebut. UMKM bisa diartikan sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau kegiatan usaha berskala kecil yang mendorong pergerakan pembangunan dan perekonomian Indonesia.
Data Dinas Koperasi dan UKM Kota Kota Denpasar, untuk jenis UMKM Kreatif, skala Mikro khusus dibidang kreatif perajin rajutan. RH (Reta Handycrafts) belum memiliki desain kemasan, tentunya ini akan timbul masalah ketika memperkenalkan sebuah produk.
Sebuah produk yang dijual memiliki nilai lebih jika dapat dikemas dengan sangat baik, namun tidak sedikit dari mitra yang mengabaikannya, hal ini cukup berdasar jika dibandingkan dengan pendapatan yang mereka peroleh, karena bagi mitra mengubah desain kemasan akan menimbulkan biaya baru dan kurang yakinnya mitra terkait perubahan desain kemasan akan mampu menunjang pendapatan usaha mereka. (rl)