DENPASAR – fajarbali.com | Sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemerintah Provinsi Bali "Satu Keluarga Satu Sarjana", Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) menawarkan Program Studi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Jurusan Manajemen. Program ini dinilai lebih fleksibel dan efektif, terutama bagi masyarakat yang bekerja dan memiliki keterbatasan akses ke pendidikan tinggi. Hal ini disampaikan Rektor UNDIKNAS, Prof. Nyoman Sri Subawa, Kamis (5/6/2025) saat ditemui di ruang kerjanya.
Rektor menyatakan bahwa sistem pembelajaran asinkronus yang diterapkan dalam PJJ memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti kuliah tanpa harus hadir secara langsung di kampus. Hal ini diyakininya mampu menekan biaya dan memberi kesempatan lebih luas bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.
“Kami siap memberikan 100 beasiswa, tetapi program studi yang kami tentukan. Kami punya program PJJ sejak 2020,” ungkap Prof. Sri Subawa.
Ia menilai program "Satu Keluarga Satu Sarjana" sejalan dengan upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bali. Namun demikian, ia menyoroti pentingnya kejelasan mekanisme pelaksanaan program tersebut, termasuk sistem rekrutmen dan fasilitasi oleh pemerintah.
“Apakah misalnya direkomendasikan oleh pemerintah provinsi atau difasilitasi melalui daerah, ini kami masih menunggu kejelasan,” ujarnya.
Mengenai pembiayaan, Sri Subawa menyoroti perbedaan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Menurutnya, meskipun PTN mengenakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT), tetap saja tidak sepenuhnya bebas biaya. Sebaliknya, PTS memiliki fleksibilitas lebih besar dalam menetapkan kebijakan pembiayaan, seperti yang diterapkan di UNDIKNAS melalui program PJJ.
“Sekali lagi kami siap memberikan pembebasan biaya kuliah, tapi untuk biaya lain seperti hidup dan kos, tentu menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kemampuan akademik calon mahasiswa agar proses perkuliahan tidak terhambat. Penerima beasiswa diharapkan benar-benar memiliki komitmen untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
“Penerima beasiswa harus tetap punya kompetensi. Tidak hanya sekadar diterima, tapi tidak bisa menyelesaikan studi. Masa studi yang panjang akan menimbulkan persoalan baru,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sri Subawa menjelaskan bahwa UNDIKNAS selama ini juga telah melaksanakan berbagai program beasiswa sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kampus. Beberapa di antaranya adalah Beasiswa Anak Asuh, Beasiswa Anak Dosen dan Karyawan, serta kerja sama dengan Desa Adat Sidakarya dan Desa Adat Panjer.
“Sesungguhnya kami sudah menjalankan ini melalui berbagai program CSR yang menyasar masyarakat tidak mampu dan terpinggirkan,” jelasnya.
Dengan program PJJ dan dukungan beasiswa, UNDIKNAS berharap bisa turut serta mempercepat pemerataan akses pendidikan tinggi di Bali, serta membantu mewujudkan generasi muda yang berpendidikan dan berdaya saing. Baiq