Dukung Desa Getasan Zero Stunting, Poltekkes Kemenkes Denpasar Dampingi Ibu Menyusui

IMG-20250814-WA0025
Upaya Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Kapasitas Kelompok Pendukung ASI di Desa Getasan, Petang, Badung.

Loading

MANGUPURA-fajarbali.com | Poltekkes kemenkes Denpasar kembali melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam rangka pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas kader sebagai pendamping ibu menyusui. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu (6/8/2025), lalu, bertempat di Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

Tema pengabdian kali ini bertema ‘Upaya Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Kapasitas Kelompok Pendukung ASI’. Kegiatan dihadiri oleh seluruh kader serta pengurus posyandu, Perbekel Desa Getasan, aparat desa, tokoh masyarakat, serta mendapat perhatian dari Kepala Puskesmas Petang I beserta jajaran sebagai penanggung jawab bidang kesehatan. 

Tim pengabdi Poltekkes Kemenkes Denpasar terdiri dari Ketua Pengabdi Ni Made Dwi Purnamayanti dengan anggota Ni Wayan Suarniti dan Asep Arifin Senjaya. 

Dwi Purnamayanti mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kegiaan rutin yang dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk Tri Dharma perguruan tinggi. 

"Kagiatan ini merupakan bentuk aplikasi dan penerapan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesejahtraan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan," jelas Dwi Purnamayanti.

Menurut Dwi Purnamayanti, permasalah kesehatan yang belakangan mendapat sorotan adalah stunting. Stunting merupakan permasalah yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak karena berdampak besar terhadap kualitas generasi bangsa dimasa yang akan datang. 

Stunting (gangguan pertumbuhan) merupakan dampak dari kondisi kekurangan gizi dalam jangka waktu lama khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan, dari dalam kanduangan hingga anak berusia 2 tahun. 

Ia melanjutkan, anak yang menderita stunting menunjukkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, rentan terhadap penyakit infeksi dan degenerative, hambatan perkembangan kognitif yang berdampak terhadap produktifitas anak dimasa depan.

Upaya pencegahan stunting sangat penting dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara ekslusif atau hanya ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain. 

BACA JUGA:  UNFPA: Jutaan Orang Ingin Punya Anak Tapi Tidak Bisa Membangun Keluarga yang Didambakan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI secara ekslusif dapat mencegah anak mengalami stunting. Sedangkan anak yang tidak mendapatkan ASI ekslusif berisiko 8 kali lebih besar untuk menderita stunting.

"Tetapi sayangnya pemberian ASI secara eklusif tidak selalu mulus dan lancar, beberapa hambatan sering dialami oleh ibu. Bayi yang sering menangis, ASI yang tidak lancar, hingga ibu yang memutuskan kembali bekerja merupakan tantangan dan hambatan yang sering dialami ibu selama proses menyusui. Hal ini sering kali mengakibatkan bayi akhirnya diberikan makanan lain selain ASI sebelum berusia 6 bulan," urainya.

Dwi Purnamayanti berpendapat, kader kesehatan merupakan anggota masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan. 

Kelompok ini merupakan anggota masyarakat yang memiliki potensi besar dapat membantu masyarakat menangani isu kesehatan termasuk mencegahan stunting melalui pemberian ASI ekslusif. 

Kelompok kader perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga dapat membantu masyarakat sekitarnya khususnya ibu menyusui untuk dapat memberikan ASI secara ekslusif. 

Para pengabdi berbagi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan kader diantaranya tentang standar emas pemberian makanan kepada bayi dan anak, keuntungan ASI sebagai makanan utama untuk bayi 0-6 bulan, teknik menyusui, kiat meningkatkan produksi ASI dan tips dan trik untuk memberikan ASI pada ibu bekerja. 

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan diskusi dan rencana pendampingan yang dapat dilakukan oleh kader kepada ibu yang sedang menyusui di Desa Getasan.

Perbekel Desa Getasan sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan karena sejalan dengan program desa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khusunya upaya untuk mencegah Stunting. 

Menurut perbekel, program pemberian makanan bagi balita stunting telah dilaksanakan dan mendapatkan bantuan pembiayaan dari dana desa. Juga telah dilaksanakan mencegahan stunting dengan pemberian PMT bagi ibu hamil. Dengan tambahan dilaksanakannya program pendampingan bagi ibu menyusui diharapkan tidak ada lagi kasus stunting di Desa Getasan.

Scroll to Top