13 DIBACA , 1 DIBACA HARI INI
Duta Badung dalam kategori Drama Gong Tradisi pada PKB XLVII tahun 2025, Minggu (22/6) di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar.
MANGUPURA-Fajarbali.com | Penampilan duta Kabupaten Badung dalam kategori Drama Gong Tradisi pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII tahun 2025 memukau penonton, Minggu (22/6) di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar. Duta seni Badung yang kali ini diwakili oleh Sekaa Drama Gong Sentananing Samudra dari Sanggar Seni Harsa Wirasana, Banjar Jabejero, Desa Adat Kuta, Kecamatan Kuta ini menampilkan lakon berjudul “Kadga Maya”.
Hadir mendukung para seniman pada malam tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Sudarwitha serta Anggota DPRD Badung, Wayan Puspa Negara.
Pementasan tersebut menggambarkan sebuah narasi heroik yang mengangkat isu identitas, politik kerajaan, cinta, dan pengorbanan. Mengambil latar fiktif di Pedukuhan Pandan Singid dan Kerajaan Candra Negari, cerita berpusat pada tokoh I Made Ripta, seorang pemuda pemburu yang tanpa sengaja memanah seorang putri raja saat berburu di hutan. Peristiwa ini kemudian menguak masa lalu yang tersembunyi, Made Ripta ternyata adalah Raden Semara Putra, putra mahkota dari Kerajaan Surya Negara yang hancur akibat penolakan tunduk pada Kerajaan Cakra Negara.
Drama berlanjut saat konflik batin dan politik melingkupi Istana Candra Negari, yang hendak menikahkan putrinya atas tekanan kerajaan atasan. Namun, kekuatan batin dan kejujuran hati sang tokoh utama mampu mengubah arah sejarah. Melalui pusaka sakti bernama Kadga Maya, serta campur tangan tokoh spiritual seperti Hyang Berawi dan Dukuh Kawi, jati diri Made Ripta terungkap, dan ia akhirnya dipersatukan dengan sang putri raja, Dyah Praba Suari.
Lakon ini ditulis dan disutradarai oleh Drs. I Gusti Lanang Subamia, M.MPd., yang juga menjadi pembina utama dalam produksi, koordinator I Wayan Eka Adnyana, S.Tr.Par, M.Tr.Par, serta dukungan kuat dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung.
I Gusti Lanang Subamia menjelaskan bahwa pemilihan lakon “Kadga Maya” bertujuan untuk menghadirkan narasi yang tidak hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga menumbuhkan kesadaran historis dan nilai-nilai kepemimpinan yang adil dan berbudi. “Drama Gong bukan sekadar hiburan, tetapi ruang kontemplatif yang menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi dan kebangsawanan Bali,” ujarnya.
Sementara I Wayan Eka Adnyana Selaku Koordinator Drama Gong menjelaskan, Drama gong Duta Kabupaten Bandung terdiri dari 16 penari dan 26 penabuh. "Dimana proses latihan berjalan selama 3,5 bulan yang dibina oleh Tuwaji Lanang Sumbamia dan Pak I Wayan Warsa sebagai pembina drama," paparnya.
Kehadiran Sekaa Drama Gong Sentananing Samudra sebagai wakil Badung memperkuat posisi Kabupaten ini sebagai salah satu pusat kreativitas seni pertunjukan tradisional Bali. Penataan musik oleh I Nyoman Tri Sugiantara dan I Gede Suparka, S.Sn., serta tata rias dan kostum dari Windekoleh Fashion dan Kicuk Collection, turut memberi dimensi estetis yang memperkaya pengalaman menonton.
Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa drama gong masih memiliki daya hidup yang kuat dalam ruang-ruang budaya Bali masa kini, terutama di tengah arus globalisasi yang terus menguji daya tahan identitas lokal.W-004