https://www.traditionrolex.com/27 Dosen Undiknas Diminta Jangan Utamakan Kenyamanan Pribadi - FAJAR BALI
 

Dosen Undiknas Diminta Jangan Utamakan Kenyamanan Pribadi

(Last Updated On: 02/04/2022)

DENPASAR – fajarbali.com | Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda meminta, seluruh dosen di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) tidak mengutamakan kenyamanan pribadi, namun menyeimbangkan dengan kenyamanan organisasi.

Kenyamanan organisasi yang dimaksud ketua yayasan yang menaungi Undiknas tersebut, salah satunya dengan cara mempercepat kualifikasi pendidikan dosen. Terutama bagi mereka yang sudah doktor lektor kepala agar segera berjuang ke jenjang guru besar.

“Potensi calon guru besar di Undiknas sangat besar. Saat ini saja, Undiknas memiliki 34 doktor, dan 5 guru besar. Sedangkan yang masih menempuh studi doktor sebanyak 45 orang,” kata pemilik sapaan karib Gung Eddy, Jumat (1/4/2022) di Denpasar.

Perdiknas, menurut Gung Eddy, punya komitmen yang kuat menyejahterakan pagawainya yang punya loyalitas tinggi untuk kemajuan organisasi. Sehingga meskipun pertemuan tersebut bersifat informal dan berangkat dari hati ke hati, ia ingin ada hasil nyata minimal satu tahun ke depan.

Untuk memberikan motivasi kepada dosennya, Gung Eddy mengundang secara khusus salah satu guru besar Undiknas, Prof.Ir. Gede Sri Darma, ST., MM., DBA, FPE. Diketahui, Sri Darma sempat memecahkan Rekor Muri kategori Profesor Termuda di usia 37 tahun.

Menurut Sri Darma, Undiknas telah berusia 53 tahun. Berbekal pengalaman panjang tersebut, ia yakin akan banyak lahir profesor-profesor baru dari rahim perguruan tinggi swasta terbaik di Bali yang digagas duo tokoh pendidikan  (almarhum) IGN Gorda dan  Ketut Sambereg tersebut.

Staf pegawai Perdiknas saat acara ramah tamah bersama dosen Undiknas.

 

Ia pun membeberkan, regulasi untuk merengkuh guru besar saat ini dengan zamannya relatif sama. Bahkan, sekarang justru lebih mudah karena akses informasi bisa diperoleh dari mana saja. Tentunya sangat berbeda saat dirinya berproses ke guru besar yang notabene masih manual. “Setiap peraturan ada zamannya, Dan, setiap zaman ada peraturannya,” ujar dia.

Menurutnya, kunci sukses meraih gelar guru besar hanya tiga, yakni semangat, kemampuan dan stategi. Baginya, setiap dosen wajib bercita-cita menjadi guru besar karena hal tersebut sebuah keniscayaan. “Jika tidak memiliki tekad (ke guru besasr) mending jangan jadi dosen. Ini ibarat lulusan akademi militer, pasti ingin berpangkat jenderal,” pungkasnya. (Gde)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Meski 90 Persen Lulusannya Bekerja Sesuai Bidang, PPs UNR Tetap Lakukan Evaluasi

Sab Apr 2 , 2022
Dibaca: 22 (Last Updated On: 02/04/2022)DENPASAR – fajarbali.com | Berdasarkan penelusuran yang dilakukan tim internal Program Studi (Prodi) Magister Administrasi Publik (MAP), Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai (PPs- UNR), 90 persen lulusannya telah bekerja sesuai bidang keilmuannya (linier). Namun, pengelola tetap melakukan evaluasi menyeluruh guna meningkatkan lagi kualitas pelayanan.  Save […]

Berita Lainnya