BULELENG-fajarbali.com | Ratusan para siswa yang kini menduduki Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupaten Buleleng terancam putus sekolah (dropout). Hal tersebut diakibatkan lantaran ratusan para siswa SMP di Kabupaten Buleleng itu mengalami gangguan belajar (Disleksia) yang menjadi alasan utama mengalami putus sekolah.
Adanya hal itu, Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengakui akan melakukan beberapa langkah guna menanggulangi siswa melakukan dopout yang diakibatkan lantaran terjadi gangguan belajar yang dialaminya.”Ya dengan adanya hal itu kita nantinya akan melakukan pendataan Kembali terhadap para siswa tersebut. Nanti kita akan lebih memastikan Kembali penyebab para siswa itu melakukan dropout,”katanya.
Bahkan dirinya menuturkan para siswa yang terancam melakukan dropout hal itu bukan diakibatkan karena kurikulum Merdeka yang kini diterapkan pemerintah. Bahkan Sutjidra menilai kurikulum Merdeka tersebut justru memberikan kelonggaran kepada para siswa dalam belajar.”Saya rasa para siswa yang mengalami gangguan belajar itu bukan diakibatkan karena kurikulum Merdeka namun justru kurikulum tersebut memberikan kelonggaran kepada para siswa untuk menentukan cara belajar mereka sehingga mampu mengikuti pembelajaran. Untuk para siswa dropout itu apakah yang diakibatkan karena mereka tidak mau belajar, tidak tahu untuk belajar atau mereka tidak mampu untuk belajar? Hal ini nantinya masih kami cari tahu terlebih dulu,”tutur Sutjidra lagi saat dikonfirmasi beberapa hari kemarin.
Lebih jauh tutur Bupati yang memiliki latar belakang seorang dokter itu mengakui penanganan kasus dropout atau siswa memiliki gangguan belajar it uterus dilakukan serta hal itu merupakan menjadi program kerja 100 hari kedepan dalam menangani kasus tersebut.”Kita nanti akan terus mencari tahu atas hal itu dan dalam memajukan dunia Pendidikan merupakan menjadi program kerja kami. Hal ini merupakan menjadi tanggungjawab kita bersama dalam mengatasi masalah Pendidikan hingga dropout yang terjadi,”tutupnya. @gus