BANGLI-fajarbali.com | Desa Abangsongan di Kabupaten Bangli, Bali, kini memiliki fasilitas yang sangat inspiratif. Pada Selasa (19/8/2015), Sekolah Lansia Werdha Santhi Mahottama resmi diluncurkan, menandai babak baru bagi para lansia untuk tetap produktif, bersemangat, dan bahagia.
Acara peresmian disambut dengan antusiasme tinggi dari para lansia sebanyak 35 siswa angkatan pertama.
Bupati Bangli yang diwakili Asisten l Sekda Bangli, I Made Ari Pulasari, mengatakan keberadaan sekolah lansia ini menjadi langkah maju dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan lansia di wilayah tersebut.
Sekolah Lansia sebagai Solusi Holistik
Acara peluncuran tersebut menyoroti fakta bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia terus meningkat seiring berakhirnya puncak bonus demografi. Menurut data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024, penduduk berusia 60 tahun ke atas mencapai 14,80%.
Di Kabupaten Bangli sendiri, proporsi penduduk lansia bahkan mencapai 15,48%. Jika lansia sehat dan produktif, mereka dapat menjadi bonus demografi kedua bagi Indonesia. Namun sebaliknya, jika kesehatan mereka rendah, mereka bisa menjadi beban bagi keluarga.
Sekolah lansia merupakan pendidikan non-formal yang menempatkan lansia tidak hanya sebagai objek, tetapi juga subjek pembangunan. Konsep dasarnya adalah pendidikan sepanjang hayat (long life education) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia.
Melalui program ini, lansia akan belajar berdasarkan tujuh dimensi lansia Tangguh: spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.
Kurikulum Inovatif dengan Berbagai Narasumber
Pembelajaran di Sekolah Lansia Werdha Santhi Mahottama akan dilaksanakan dua kali dalam sebulan, dengan kurikulum yang memadukan tradisi dan keterampilan modern.
Pelaksanaan ini didukung oleh narasumber ahli dari berbagai instansi. Antara lain Puskesmas, Kementerian Agama, Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dan tokoh masyarakat.
Perbekel Desa Abangsongan, I Wayan Widana, menyatakan, "Kurikulum ini dirancang agar para lansia tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga produktif, memiliki nilai spiritual, dan terus terhubung dengan lingkungan serta budayanya."
Dukungan Pemerintah: Bukti Kepedulian Nyata
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.F.or, M.A.R.S, dalam sambutannya menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini, menekankan pentingnya menyikapi peningkatan jumlah lansia di Indonesia secara bijak.
Menurut dr. Luhde, sapaannya, peningkatan jumlah lansia yang terjadi seiring dengan berakhirnya bonus demografi dapat menjadi bonus demografi kedua jika mereka sehat dan produktif. Sebaliknya, lansia dengan derajat kesehatan yang rendah dan tidak produktif bisa menjadi beban.
Dia berharap sekolah lansia ini dapat menerapkan program SIDAYA (Lansia Berdaya). Program SIDAYA bertujuan untuk meningkatkan partisipasi lansia melalui sekolah lansia dalam mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, Bermartabat) dengan menerapkan tujuh dimensi lansia tangguh.
Peluncuran sekolah ini mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Kabupaten Bangli. Asisten l Sekda Bangli menyatakan komitmennya untuk mendukung program ini. "Sekolah Lansia Werdha Santhi Mahottama adalah inovasi luar biasa yang layak dicontoh desa lain," ungkapnya.
"Pemerintah Kabupaten Bangli akan terus mendukung inisiatif seperti ini, karena ini adalah cara terbaik untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan para lansia kita," tutup Pulasari.Â
Dengan kehadiran sekolah ini, Desa Abangsongan telah menunjukkan bagaimana sebuah komunitas dapat merangkul dan menghargai generasi seniornya. Menjadikan masa tua sebagai babak kehidupan yang penuh makna dan merasa berarti serta diterima oleh keluarga dan masyarakat.