Anggota Komite III DPD RI AA Gde Agung, menghadiri Upacara Pitra Yadnya yang digelar Pratisentana Sira Arya Gajah Para, Dadia Baler Setra, Desa Antiga, Manggis, Karangasem, Rabu (31/7).
AMLAPURA-fajarbali.com | Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) dapil Bali AA Gde Agung, menghadiri Upacara Pitra Yadnya yang digelar Pratisentana Sira Arya Gajah Para, Dadia Baler Setra, Desa Antiga, Manggis, Karangasem, Rabu (31/7).
Ketua panitia ngaben massal, I Made Suberatha, menjelaskan, puncak pengabenan digelar Jumat 8 Agustus 2024 mendatang bertempat di Setra Desa Adat Angantelu.
Rangkaian penting lainnya telah dilaksanakan meliputi mlaspas genah peyadnyan, matur piuning dan negtegang daging, Rabu 31 Juli. Momen penting lain, yakni nebusin, ngebet, ngaskara dan narpana.
Untuk nebusin-ngebet, dibagi menjadi dua, tanggal 3 Agustus di Pura Dalem Padangbai sedangkan di Pura Dalem Desa Angantelu dan Dalem Pakel Gegelang, dua hari setelahnya.
"Dadia kami beranggotakan lebih dari 300 kepala keluarga yang tinggal diberbagai desa dan luar Bali. Sehingga untuk nebusin ini tanggalnya tidak sama karene beda desa adat," jelas Suberatha. Untuk ngeroras, direncanakan pada 24 Agustus 2024.
Bagian dari upacara inti tersebut juga dirangkai dengan metatah dan nelu-bulanin massal. Pengabenan massal di lingkup dadia-nya, merupakan komitmen bersama untuk bergotong royong sehingga biaya upacara terasa ringan. "Setiap kepala keluarga dikenakan iuran Rp1 juta. Pukul rata," jelasnya sembari mengatakan jumlah sawa yang diaben berjumlah 74.
Suberatha didampingi jajaran panitia, mengucapkan terima kasih kepada AA Gde Agung yang berkenan hadir memberikan doa restu dan punia sehingga upacara pitra yadnya berlajan dengan lancar.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Gajah Para Bratara Sira Arya Getas (AGPAG) I Ketut Suadnyana, berpendapat, kehadiran panglingsir puri merupakan kehormatan tersendiri bagi warga AGPAG.
"Di tengah kesibukan beliau sebagai tokoh masyarakat dan anggota DPD RI masih menyempatkan hadir dari Badung ke Karangasem. Tentu sebuah kebanggaan bagi warga kami," kata Suadnyana yang juga Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung itu.
Menurut Suadnyana, Pasemetonan AGPG Nusantara mengusung spirit “Bakti, Satya, Wirang”, yang artinya berbakti kepada Sang Hyang Widhi termasuk leluhur dan wirang kepada semeton.
Spirit ini terus digaungkan kepada semeton AGPAG ditanah air guna memperkuat rasa persaudaraan.
Sementara itu, AA Gde Agung memuji kekompakan warga Dadia Arya Gajah Para yang bisa menggelar upacara besar secara mandiri dengan semangat bakti kepada leluhur.
"Saya mendengar bahwa semua persiapan dan biaya dilakukan sendiri oleh krama dadia. Ini membuktikan semeton di sini sangat mandiri. Tidak tergantung dari pihak lain," jelasnya.
Namun demikian, AA Gde Agung mengingatkan, agar semangat pasemetonan tetap terjaga dengan mengedepankan transparansi. "Jangan sampai malah terjadi konflik setelah karya. Itu sangat kita hindari. Urusan agama merupakan salah satu bidang yang kami tangani di Komite III DPD," jelasnya.
AA Gde Agung menyerahkan punia, piranti upakara serta "kwangen" yang turut dibakar bersama sekah saat puncak pengabenan.