FOTO: Perayaan puncak Dies Natalis ke-62, Minggu (29/9/2024) bertempat di Kampus Bukit, Jimbaran, Kuta Selatan Badung.
MANGUPURA – fajarbali.com | Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., memimpin perayaan puncak Dies Natalis ke-62, Minggu (29/9/2024) bertempat di Kampus Bukit, Jimbaran, Kuta Selatan Badung.
Prof. Ngakan menjelaskan, tema dies tahun ini mengusung “Unity To Udayana Go On Lightning Decade”. Tema ini memberi arti mengajak civitas Unud bersatu bergerak laju laksana kilat dalam cipta, rasa, dan karsa menuju Udayana Emas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).
”Udayana Gold mengusung semangat gerak bersama menuju Indonesia Emas. Tahun 2024 harus bangkit dengan landasan dan babak baru dalam rangka memantapkan jati diri Universitas Udayana sebagai perguruan tinggi yang menjunjung budaya dan kearifan lokal melalui penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju ekosistem pendidikan yang unggul dan terintegrasi,” kata rektor mengawali sambutannya.
Sivitas akademika Unud, lanjut rektor, telah meraih berbagai kemajuan dan prestasi dalam bidang-bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pada tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Begitu pula, segenap alumni telah menunjukkan pengabdian dan sumbangsihnya terhadap bangsa dan negara, melalui kiprah mereka di berbagai lembaga dan organisasi. Hal ini membawa pencapaian Unud sebagai perguruan tinggi dengan predikat Unggul.
Masih kata Prof. Ngakan, akreditasi Unggul menjadi modal dasar menuju PTN BH. Salah satu usaha untuk mendukung persiapan PTN BH, Unud melaksanakan penguatan kelembagaan berbasis program studi, yang dilaksanakan secara terus menerus, baik akreditasi dan sertifikasi level nasional maupun internasional.
Perkembangan jumlah prodi dan status akreditasi prodi di lingkungan Unud per-September 2024, Prodi UNGGUL – A = 77 prodi, Prodi BAIK SEKALI – B = 15 prodi, Prodi BAIK – C = 6 prodi, dan Belum terakreditasi (PRODI BARU) = 6 prodi. Untuk akreditasi internasional, Unud sudah memiliki beberapa prodi yang sudah terakreditasi internasional yaitu IABEE, ABEST 21 serta tersertifikasi AUN QA.
Capaian kinerja dan rekam jejak Unud dievaluasi melalui pemeringkatan nasional dan Internasional yaitu: Peringkat 601-650 dalam QS AUR (Asian University Rankings), Peringkat 20 dalam QS Asian University Rankings Perguruan Tinggi di Indonesia Peringkat 1401+ dalam QS WUR (World University Rankings) 2024, Peringkat 21 dalam QS WUR 2024 Perguruan Tinggi di Indonesia, Peringkat 37 dalam Scimago Institution Rankings Perguruan Tinggi di Indonesia.
Kemudian, peringkat 39 dalam Webometrics Ranking Perguruan Tinggi di Indonesia dan Peringkat 44 dalam UI Greenmetric Ranking Perguruan Tinggi di Indonesia. ”Tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu marilah kita bersama-sama bekerja lebih keras lagi, bersinergi dan berkolaborasi dengan semua komponen, dan menjalin kerjasama pentahelix, untuk meraih
peringkat yang lebih baik lagi,” imbuhnya. Tahun 2024, lanjutnya, Unud kembali penyusunan sembilan Ranpertor. Berbagai terobosan inisiasi transformasi menjadi Research University, program kolaborasi internasional melalui pendanaan hibah Unud, yaitu: Udayana University International Senior Researcher Fellowship (UNISERF). UNISERF 2024, mendatangkan 8 peneliti internasional dari 5 negara (Korea, India, USA, Brazil, dan France).
Kemudian International Partnership Institutional-based Research (INSPIRE). Hibah INSPIRE ini dimaksudkan agar Fakultas dan Program Studi memiliki kerja sama penelitian internasional dengan Perguruan Tinggi dunia dalam WUR QS100 by Subject. INSPIRE tahun 2024 berhasil menjaring 18 (delapan belas) kerjasama penelitian antara Universitas
Udayana dengan Universitas QS100 WUR. Ketiga yakni, IPACOE atau International Partnership Program and Community Engagement. Kegiatan pengabdian internasional dengan berkolaborasi dengan masyarakat internasional yang expert di bidangnya sesuai dengan
masing-masing tema kegiatan. Untuk mencapai Word Class University (WCU) sesuai target pada 2042, beberapa terobosan program internasional sudah diinisiasi oleh Unud.
Salah satunya pembentukan Udayana University International Advisory Board (IAB). Tujuannya adalah untuk mendukung tercapainya Visi Unud sehingga mempunyai daya saing global melalui mekanisme pemberian saran oleh anggota IAB, kemarin kami telah melaksnakan meeting dg IAB Team, banyak masukan telah diberikan kepada kami untuk kemajuan dan internasionalisasi Unud.
Rektor berpendapat, banyaknya mahasiswa internasional berperan penting dalam menciptakan iklim internasional di Unud. Dengan lokasi Unud di Bali,
membawa sangat banyak keuntungan bagi Unud untuk menarik mahasiswa internasional melakukan studi di Unud. Hingga saat ini sudah banyak mhs Kuliah 1 semester atau 2 semester atau short course (Non degree program) di unud kurang lebih 1000 orang per tahun.
”Saat ini kami sedang mempersiapkan tata kelola penerimaan mahasiswa dan pengelolaan kelas internasional (degree program). Kelas internasional yang dikembangkan nantinya harus memenuhi kriteria ketentuan Permendikbud Ristek Nomor 53 tahun 2023,” ungkapnya.
Langkah-langkah tranformasi Unud: PTN BH, Research University dan World Class University, menurut rektor perlu didukung oleh ekosistem pendidikan yang unggul dan terintegrasi. Rektor juga menyampaikan seluruh prestasi sivitas, target, jumlah mahasiswa dan capaian membanggakan lainnya.
Puncak hari jadi ke-62 tahun Unud, juga disemarakkan dengan orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. (Dr. HC) Dewa Ngurah Suprapta, MSc., dengan judul “Unud sebagai Lokomotif Menuju Indonesia Emas 2045”.
Dalam orasinya, guru besar yang meraih bintang jasa dari Pemerintah Jepang ini menegaskan, bahwa Visi Indonesia Emas 2045 bukanlah sebuah mimpi, tetapi sebuah target yang harus dicapai.
Perguruan Tinggi, termasuk Unud mempunyai peran penting untuk menggerakkan sumber daya nasional melalui SDM dan inovasi unggul: mencerdaskan dan mensejahterakan.
“Dengan komitmen dan kompak meningkatkan kualitas pendidikan, riset, inovasi, dan pengembangan karakter, Unud akan menjadi lokomotif dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Prof. Suprapta.