https://www.traditionrolex.com/27 Dampak Pandemi Covid-19, Kunjungan Ke Monumen Bajra Sandi Merosot - FAJAR BALI
 

Dampak Pandemi Covid-19, Kunjungan Ke Monumen Bajra Sandi Merosot

(Last Updated On: 22/07/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Akibat mewabahnya Covid-19 yang semakin meluas, hal ini sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat, serta berpengaruh besar di sektor ekonomi dan pariwisata khususnya di Bali.

Dampak dari pandemi ini juga membuat objek wisata Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi Renon, Denpasar sempat ditutup bagi pengunjung sejak bulan Maret 2020 lalu. Berbagai ivent yang biasanya berlangsung di tempat tersebut pun batal digelar.

 

Kepala UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi Renon, Denpasar, Putu Suka Redaya, Rabu (22/7/2020) mengungkapkan, selama penutupan berlangsung dilakukan upaya sterilisasi terhadap area lapangan dan monumen Bajra Sandi, baik outdoor maupun indoor. Namun, sejak dibukanya tatanan kehidupan era baru atau new normal oleh Gubernur Bali pada tanggal 9 Juli 2020 yang lalu, pengelola objek wisata Monumen Bajra Sandi sudah membuka kembali pelayanan publik khususnya untuk masyarakat lokal, tetapi masih bertahap dan terbatas.

 

“Persiapan kami dalam hal menerapkan protokol kesehatan menuju era baru ini, kami sudah menyiapkan 13 buah tempat cuci tangan (wastafel) di area lapangan Bajra Sandi, kemudian memberikan edukasi kepada petugas apabila ada pengunjung yang datang, jadi kita arahkan pengujung untuk mencuci tangan terlebih dahulu kemudian mengukur suhu tubuh dan mengarahkan untuk membeli tiket,” jelasnya.

 

Suka Redaya menyatakan, apabila ada pengunjung yang sifatnya rombongan ingin berkunjung ke dalam monumen, maka akan dibatasi untuk masuknya, terutama di ruang biorama. Hal ini dikarenakan ruangan tersebut tertutup. Sesuai dengan protokol kesehatan maka yang diperbolehkan masuk maksimal hanya 25 orang. Jika lebih, maka masuknya diatur secara bergiliran. Apabila sifatnya pribadi atau perorangan maka diberikan akses masuk secara normal.

 

“Bagi masyarakat yang ingin mengadakan event di area lapangan Bajra Sandi, untuk sementara ini kami tidak membuka ijin event. Pasalnya, kasus Covid-19 cenderung masih tinggi, jadi kami tidak ingin terjadi penyebaran virus saat digelarnya event di lapangan bajra sandhi, terlebih event melibatkan banyak orang dan menciptakan keramaian,” ungkapnya.

 

Suka Redaya menambahkan, untuk masyarakat yang memang hanya sebatas melakukan kegiatan berolahraga secara pribadi, pihaknya mengimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan seperti, menggunakan masker, mencuci tangan di tempat yang telah disediakan, dan tidak bergerombol.

 

Ia juga mengatakan, karena keterbatasan petugas, masyarakat diharapkan lebih peduli dan sadar akan kesehatan diri masing-masing. Pada hari libur, pengelola objek wisata monumen Bajra Sandi dalam hal ini juga dibantu oleh pecalang desa dan satpol pp dalam mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat.

 

“Untuk menjaga kebersihan area lapangan dan monumen kami selalu melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan. Selama tutup kami juga melakukan perawatan gedung dan taman yang ada di area lapangan bajra sandhi bajra sandhi,” imbuhnya.

 

Disinggung soal jumlah kunjungan, Suka Redaya mengaku tingkat kunjungan saat ini sangat menurun secara signifikan. Semenjak dibukanya kembali monumen Bajra Sandi, rata-rata kunjungan hanya 10 orang perharinya. Hal tersebut berbanding terbalik ketika pandemi Covid-19 belum terjadi.

 

“Sebelum adanya wabah ini, kunjungan per harinya rata-rata mencapai 500-600 orang dan sebagian besar pengujung dari rombongan pelajar dari seluruh Nusantara. Perhari bisa 8-10 bus. Sekarang masyarakat hanya lebih memilih untuk sekedar berolahraga di area lapangan,” tutupnya. (dar).

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Cara Aman Menyusui Bayi Dari Risiko Penularan Covid-19

Rab Jul 22 , 2020
Dibaca: 57 (Last Updated On: 22/07/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Serangan pandemi Covid-19 yang kini menyebar di seluruh dunia menyebabkan masyarakat khawatir, terlebih apabila terpapar virus baru tersebut dapat mengakibatkan kematian. Salah satu kelompok rentan dalam bencana penyakit menular massal ini adalah para ibu yang menyusui bayi berusia di bawah dua […]

Berita Lainnya