Krisis air bersih di wilayah Kecamatan Klungkung belum berakhir. Sudah tiga hari, 15 ribu pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klungkung ‘berburu’ air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
SEMARAPURA-fajarbali.com | Jajaran PDAM sudah berupaya melakukan perbaikan saluran pipa yang putus, namun hingga Rabu (29/11/2017) belum membuahkan hasil. Diperparah lagi dengan cuaca buruk, sehingga perbaikan membutuhkan waktu lebih lama.
Direktur PDAM Klungkung, Nyoman Renin Suyasa memastikan pihaknya sudah menemukan lokasi pipa yang terputus. Tepatnya di wilayah Rendang, Karangasem. Di lokasi tersebut ada empat pipa PDAM yang putus karena diterjang banjir lumpur Gunung Agung. Saat ini tim teknis sedang berupaya untuk memperbaiki saluran yang terputus tersebut. Bahkan Renin Suyasa menarget, perbaikan pipa dengan panjang masing-masing empat meter tersebut tuntas sore tadi.
Satu-satunya yang menjadi kendala tim teknis adalah cuaca buruk. Hujan terus menerus membuat aliran sungai makin deras. Air yang bercampur lumpur pun makin menyulitkan tim teknis PDAM untuk menyambung pipa tersebut. “Sekarang diperbaiki lagi, sejak pagi tim teknisi sudah ke sana. Kalau cuaca baik, sore target selesai. Kami akan kebut,” janjinya.
Untuk menghindari kerusakan serupa, Renin Suyasa mengatakan pihaknya sudah menyiapkan opsi lain. Yakni dengan memindahkan saluran pipa ke tempat yang lebih tinggi. Namun, harus menggunakan pompa bertenaga listrik. Tak seperti sekarang, posisi pipa masih berada di bibir suangi, pergerakan air menggunakan sistem gravitasi sesuai dengan alur sungai. Sedangkan untuk solusi jangka pendek, PDAM sudah menyiagakan 3 mobil tangki. Mobil ini siap mendistribusikan air secara langsung ke masyarakat. “Kami di PDAM siap melayani 24 jam. Kalau ada yang membutuhkan kita langsung kirim air,” tegasnya.
Sedangkan pantauan di lapangan, warga Klungkung yang terdampak krisis air bersih nampak mencari air di tempat-tempat yang menggunakan sumur bor. Salah satunya di GOR Swecapura, Gelgel. Di tempat tersebut tersedia beberap keran air, sehingga memudahkan masyarakat mencari air. Meski demikian, sejak pukul 06.00 wita, masyarakat yang berasal dari berbagai desa sudah nampak mengantri. Mereka mencari air dengan menggunakan jirigen bahkan hingga galon.
Ayu Adi salah satu warga yang mengantri air mengatakan, ia mencari air untuk memasak dan MCK. Sebelumnya, ia mencari air di mobil tangki yang difasilitasi PDAM, namun karena antrian yang panjang ia kerap kehabisan air. Oleh karena itu, saat memperoleh informasi di GOR Swecapura tersedia air bersih, dirinya langsung beralih ke lokasi pengungsian tersebut. “Air ini saya pakai masak dan keperluan sehari-hari. Untuk anak- anak saya juga, mereka kan harus mandi sebelum berangkat sekolah,” ujarnya dengan wajah letih lantaran sudah empat kali bolak-balik mencari air dengan menggunakan galon. (dia)