BANGLI-fajarbali.com | Bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari Kementerian Koperasi dan UKM menjadi ancaman bagi eksistensi dan keberlangsungan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bangli.Pasalnya bunga KUR terlampau rendah, sehingga menjadi pesaing berat lembaga keuangan desa pakraman ini.
Kepala Bagian Ekonomi, Setda Bangli Luh Ketut Wardani, mengatakan, LPD di Bangli kini dihadapkan pada persaingan yang ketat di desa. Sebab di desa banyak tumbuh lembaga-lembaga keuangan seperti koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dan bahkan saingan paling berat terkini adalah bunga kredit usaha rakyat(KUR) dari Kementerian Koperasi RI.
”Bunga KUR sekarang menjadi saingan. Kami dalam rapat di Denpasar belum lama ini bersikeras mengusulkan agar bunga KUR tidak diturunkan lagi, sebab ada gejala untuk diturunkan. Kalau terus turun semakin kalah LPD”, ungkap Wardani, Selasa (15/5/2018).
Diakui, kondisi LPD di Bangli secara umum sulit berkembang pesat, karena persaingan yang kian parah. Meski demikian tidak semua LPD jatuh. Bahkan ada sejumlah LPD yang dapat berkembag pesat, seperti diakui LPD Desa Pakraman Metra, di Desa Yangapi, Tembuku, dan LPD Pengotan. LPD Metra kini mampu mencatat aset puluhan miliar. Ditanya jumlah LPD di Bangli, kini tercatat 159 LPD. Jumlah itu belum berarti semua desa pakraman memiliki LPD.
Masih ada sejumlah desa pakraman belum memiliki LPD. Dia jujur mengakui ada 7 LPD yang sudah macet yakni LPD Desa Pakraman Undisan Kelod, Tembuku, LPD Demulih, Susut, LPD Desa Terunyan, Kintamani , LPD Desa Songan, Kintamani, dan LPD Bukitsari, Songan, Kintamani serta LPD Abang Batudinding, Kintamani dan LPD Cempaga, di Kota Bangli.
”LPD yang macet ini diakibatkan managemen dan pengurus yang kurang bagus, dan dominan karena kredit macet”, ucapnya.(sum)