https://www.traditionrolex.com/27 BLT Tak Tepat Sasaran, Seorang Warga Temukuaya Protes - FAJAR BALI
 

BLT Tak Tepat Sasaran, Seorang Warga Temukuaya Protes

(Last Updated On: 12/05/2020)

TABANAN – fajarbali.com | Warga miskin di banjar Temukuaya, desa Pesagi, Penebel I Gusti Komang Sarjana mengeluhkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa tidak tepat sasaran, padahal dirinya termasuk warga miskin di banjarnya tersebut justru tak tersentuh bantuan di tengah situasi sulit akibat pandemi covid-19 ini. 

 

 

Sarjana yang dihubungi via telepon mengatakan, BLT Dana Desa yang didata dari tingkat banjar justru menyasar kepada keluarga yang berada. Sementara dirinya dilewati begitu saja. Sebagai seorang pemangku dengan menanggung dua anak tersebut, dia mengaku kehidupanya lebih berat dengan dihadapkan situasi saat ini. “Di banjar saya yang tercatat sebagai KK miskin berjumlah antara 8 sampai 9 KK termasuk saya. Dulu beberapa tahun lalu saya sempat mendapat bantuan, tapi sudah lama tidak lagi mendapatkan bantuan,” ujarnya Selasa (12/5/2020).

 

Merasa tidak mendapatkan keadilan, Sarjana pun menanyakan kepada kelian banjar Temukuaya, mengapa dirinya tidak mendapat BLT Dana Desa. Jawaban dari kelian banjar setempat, bahwa pengajuanya digilir. Namun Sarjana mempertanyakan, kalau memang penyaluranya digilir, kenapa dari sembilan KK kategori tak mampu, hanya dirinya yang tidak mendapatkan BLT tersebut. “Kalau memang digilir, harus adil. Kenapa saya saja yang tidak mendapatkan bantuan. Sementara KK yang tercatat miskin dapat. Ini seperti tidak adil pembagianya. Pilih kasih,” tandasnya.

 

Sarjana pun tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa pasrah. Dari segi penghasilan, selain sebagai pemangku, dia juga bekerja sebagai buruh serabutan dengan hasil tak menentu. “Sawah tidak punya, kebun juga tidak punya. Penghasilan hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari,” katanya.

 

Dengan kondisi ini, Sarjana juga malas melayangkan protes kepada kelian banjar, dengan dalih menghindari konflik di banjar. “Saya juga malas mau protes, karena malu juga kalau terus-terusan seperti itu,” papar Sarjana.

 

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kelian banjar Temukuaya, I Made Suardana menuturkan pengajuan untuk BLT dana desa diprioritaskan bagi warga yang memang tidak mampu, sementara Sarjana bukan termasuk orang jompo. “Kalau pak Sarjana ini, masih produktif bekerja. Dua anaknya bekerja di RS Kapal, dan satu lagi bekerja sebagai tukang parkir di Tabanan. Kakaknya pak Sarjana itu juga saya ajukan karena termasuk jompo,” tuturnya.

 

Meski tidak mengajukan nama Sarjana dalam BLT dana desa ini, namun pihak banjar mengajukan anak keduanya yang bekerja sebagai juru parkir itu di adat. Sehingga dengan alasan agar tidak mendapatkan bantuan dua kali antara adat dan desa sehingga anak keduanya tersebutlah yang diajukan ke adat untuk mendapat BLT ini. “Meski sudah lepas kartu KK nya, intinya biar keluarga ini dapat. Saat ini masih proses pendataan,” terang Suardana.

 

Di banjar Temukuaya sendiri, terdapat dua KK saja yang dinyatakan lolos verifikasi di tingkat desa dan berhak mendapat BLT. Beberap warga yang masuk dalam kategori tidak mampu, selama ini sudah mendapat bantuan berupa raskin, PKH dan lainnya dari Dinas Sosial. (kdp).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pastikan Keamanan Masyarakat, Wakapolres Pantau Pelaksanaan ‘Sipeng’ Di Br. Pekuwon

Sel Mei 12 , 2020
Dibaca: 8 (Last Updated On: 12/05/2020)BANGLI – fajarbali.com | Hari terakhir pelaksanaan Sipeng atau Nyepi di Banjar Adat Pekuwon, Kelurahan Cempaga, Bangli  mendapat perhatian khusus dari Wakapolres Bangli Kompol I Made Krisnha Mahardika, SH, Selasa (12/05/2020). Wakapolres didampingi Kasat Intel AKP I Made Budiarta memantau langsung pelaksanaan “Sipeng” yang artinya […]

Berita Lainnya