Denpasar-fajarbali.com | Seiring meningkatnya kasus harian varian Omicron di Tanah Air, pemerintah meminta warga Indonesia untuk menghindari perjalanan ke luar negeri. Melonjaknya kasus varian Omicron di negara ini disebabkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang menimbulkan terjadinya transmisi lokal.
Pemerintah pun melarang para pejabat untuk bepergian ke luar negeri hingga beberapa pekan ke depan. Guna menekan penyebaran varian Omicron dari PPLN, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno belum lama ini mendorong wisatawan Nusantara untuk dapat berwisata di dalam negeri.
Sandiaga Uno mengajak masyarakat Indonesia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencegah penyebaran virus Omicron yang merupakan varian Covid-19 masuk ke Tanah Air. Ia menerangkan untuk mengalihkan program-program untuk menyasar wisatawan Nusantara berwisata di dalam negeri. Destinasi di Indonesia tidak kalah dengan yang ada di luar negeri, baik dari sisi budaya, kuliner, keindahan alam dan keramahan penduduknya pun bisa dirasakan melalui berwisata di dalam negeri. Terkait hal tersebut, Bali juga didorong dapat memanfaatkan potensi kunjungan dari aktivitas wisatawan domestik.
Pelaku pariwisata, Sang Ayu Ketut Senawati, CHT mengatakan sangat setuju dengan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut. Ia menjelaskan, dengan berfokus melakukan perjalanan wisata di Indonesia akan membantu menggeliatkan ekonomi nasional dan mengurangi transmisi lokal varian Omicron di tengah-tengah masyarakat maupun wisatawan. Terlebih saat ini, banyak destinasi wisata maupun akomodasi pariwisata di seluruh Indonesia termasuk Bali memiliki banyak keunggulan, baik dari kekhasan kulinernya, keindahan alam yang disajikan, seni budayanya, bahkan penerapan protokol kesehatan yang sudah terverifikasi.
“Menurut saya, apa yang telah disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta mampu diterapkan di Indonesia, maka secara perlahan akan membantu membangkitkan gairah perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun. Dengan berwisata di dalam negeri, tak hanya mencegah penularan Omicron, namun juga akan berdampak positif terhadap okupansi hotel maupun villa. Kalau dilihat, saat ini pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya sudah mulai membaik dengan tingginya minat wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Namun perlu diingat, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus tetap dilakukan dengan maksimal,” ungkapnya, Rabu (19/1).
Senawati menambahkan, dengan adanya wacana dari pemerintah bahwa Bali sebagai tempat karantina untuk wisatawan asing, hal tersebut menurutnya sah-sah saja, apalagi sebagian besar akomodasi perhotelan di Bali sudah sangat siap untuk menerima kunjungan internasional dengan protokol kesehatan CHSE. Ia menuturkan, segala kesiapan akomodasi pariwisata dalam menerima kunjungan wisatawan asing sudah tak perlu di ragukan lagi. Dari sarana prasarana pendukung protokol kesehatan yang lengkap, bahkan karyawan pun telah menjalani vaksinasi Covid-19 yang lengkap.
“Kita tentu berharap, wisatawan domestik (wisdom) tetap memilih berwisata di dalam negeri saja. Meski kita sadari, kunjungan wisdom tidak sepenuhnya bisa menutupi target kunjungan sebelum adanya pandemi. Namun, setidaknya pergerakan ekonomi dan geliat pariwisata sudah kembali pulih. Selain itu, peran penting pemerintah daerah dan stakeholder lainnya juga harus saling bersinergi untuk mendorong pertumbuhan UMKM lokal Bali. Sehingga geliat antara pariwisata dan UMKM dapat tumbuh bersama-sama,” pungkasnya. (dha)