Bertambah 62 Kasus dan 5 Korban Meninggal, 21 Desa Di Bangli Masuk Zona Merah

Loading

BANGLI-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Angka perkembangan kasus pandemic Covid-19 di Kabupaten Bangli ditengah penerapan PPKM justru masih menunjukkan trend kenaikan. Sesuai data dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Bangli, per Kamis (19/08/2021) kembali terjadi penambahan kasus. Bahkan tingkat kematian warga Bangli yang terkonfirmasi positif bertambah lagi 5 orang.

“Untuk update hari ini, akumulasi jumlah kasus telah mencapai 4.236 kasus, dengan jumlah yang masih dirawat sebanyak 566 orang, sudah dalam  keadaan sembuh sebanyak 3495 orang dan meninggal 175 orang. Hari ini, terjadi penambahan 62 kasus, catatan sembuh 42 orang dan korban meninggal dunia bertambah 5 orang,” ungkap Humas GTPP Kabupaten Bangli, Wayan Dirgayusa, Kamis (19/8/2021).

Disampaikan tambahan korban meninggal dunia tersebut, yakni seorang perempuan 65 tahun asal desa Demulih. Berikutnya, laki-laki masing-masing usia 47 tahun asal desa Batur Selatan, usai 62 tahun asal Link/Br Tegal, usia 78 tahun asal Tanggahan Talangjiwa dan seorang laki-laki usia 90 tahun asal Susut Kaja.

Baca juga :
Pelaksanaan Ngaben Di Batur Diwajibkan Lakukan Swab
Perbaikan Pura Manik Mas Diprediksi Capai Rp1,2 Miliar, Pasca Diterjang Banjir dan Longsor

Dampak dari kenaikan kasus tersebut, diakui, desa yang masuk zona merah di Bangli kini menjadi 21 desa. Karena itu, GTPP Kabupaten akan memperketat pelaksanaan isolasi terpadu berbasis desa.

“Dari 68 desa dan 4 kelurahan di Kabupaten Bangli, sebanyak 21 desa masuk zona merah, 6 desa zona orange, 24 desa zona kuning dan sisanya zona hijau,” jelasnya.

Puluhan desa yang masuk zona merah tersebut tersebar di empat kecamatan di Bangli. Kecamatan Bangli terdapat 5 desa masuk zona merah, Kecamatan Tembuku 4 desa, Susut 7 desa dan kecamatan Kintamani 5 desa Desa tersebut masuk zona merah, lantaran jumlah kasusnya lebih dari sepuluh orang.

Lanjut Dirgayusa, dengan banyaknya desa yang masih berstatus zona merah, membuat tim gugus tugas kabupaten akan meningkatkan penelusuran jumlah kontak tracing dan memperketat pelaksanaan isolasi terpadu berbasis desa.

“Kedepannnya kita akan memperketat pelaksanaan isolasi berbasis desa yang sudah berlangsung ini. Nantinya jika dalam satu pekarangan ada yang terkonfirmasi positif maka satu pekarangan tersebut akan diisolasi. Dengan pengawasan ketat ”ungkapnya.

Selain itu Dirgayusa menambahkan masih tingginya jumlah kasus ini , lantaran proses pendataan yang masih belum baik dan banyak warga yang sudah sembuh masih masuk data positif covid-19. Untuk itu, kedepannya pendataan akan melibatkan semua OPD di kabupaten Bangli agar menjadi lebih cepat dan valid. (ard)
Scroll to Top