Beras Jatah Sering Kutuan, Guru di Nusa Penida Minta Diuangkan

u21-IMG-20251021-WA0138
Rapat koordinasi (Rakor) antara Komisi III DPRD Klungkung dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Klungkung

SEMARAPURA-Fajar Bali, Para guru di Kecamatan Nusa Penida,  Klungkung mengeluhkan kualitas jatah beras yang mereka peroleh tiap bulan. Lantaran beras yang didapat melalui pemotongan gaji tersebut kualitasnya buruk dan kerap berkutu. Para gurupun mengusulkan agar beras jatah sebanyak 10 kilogram itu diuangkan saja.

Keluhan tersebut mencuat dalam rapat koordinasi (Rakor) antara Komisi III DPRD Klungkung dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Klungkung. Wakil Ketua Komisi III, I Wayan Buda Parwata mengatakan keluhan para guru mengenai beras itu disampaikan ke anggota komisi III Dapil Nusa Penida yakni I Wayan Misna.

"Ini adalah aspirasi guru di Nusa Penida. Kualitas beras tidak bagus, padahal mereka dapat jatah beras 10 kilogram tiap bulan. Jadi dari pada dapat beras yang tidak bagus, mereka (guru) minta diuangkan saja," ungkapnya Buda Parwata seusai rakor beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klungkung I Ketut Sujana yang dikonfirmasi Senin (27/10/2025) menyampaikan, memang benar banyak guru mengeluhkan kualitas beras yang diperoleh. Untuk itu, pihaknya sudah berkoordinasi langsung dengan para guru di Nusa Penida.

Kata Sujana, ada tiga poin aspirasi guru terkait jatah beras. Pertama, para guru berharap jatah beras sebanyak 10 kilogram tiap bulan itu langsung didistribusikan ke sekolah-sekolah. Tidak seperti saat ini, para guru harus mengambil sendiri berasnya ke Kantor Korwil Nusa Penida.

Kedua, para guru meminta agar kualitas beras diperbaiki. Tidak berisi kutu, mengingat kualitas beras yang dikonsumsi warga Nusa Penida saat ini sudah bagus-bagus. Ketiga, apabila kualitas beras tidak bisa ditingkatkan, maka para guru meminta agar jatah beras m diuangkan saja. Dengan demikian, maka gaji yang diterima oleh guru tidak ada potongan lagi tiap bulannya. Apalagi ini merupakan program kerjasama antara Pemda dengan sejumlah koperasi, maka diharapkan kualitas layanan lebih baik.

"Apalagi gaji mereka (guru) kan dipotong bervariasi tiap bulan untuk beli beras tersebut. Semula hanya dipotong Rp100 ribu, lalu pada bulan Mei jadi Rp134 ribu, terakhir di bulan Oktober potongannya naik menjadi Rp144 ribu. Pemotongan harga itu tergantung harga beras pasaran, ini juga jadi pembicaraan guru-guru," ungkap Sujana seraya mengatakan program ini merupakan implementasi inovasi Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) dan sudah berjalan kurang lebih selama 3 tahun.

Lebih lanjut Sujana menegaskan, aspirasi para guru tersebut sudah disampaikan kepada Sekda Klungkung. Yang mana untuk selanjutnya akan dikaji kembali. Sehingga ditemukan solusi terbaik. W-019

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top