Barong Ket Duta Badung Sukses Buat Penonton Arda Candra Berdecak Kagum

1000319596
Penampilan Barong Ket dari Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Duta Badung mampu membuat penonton berdecak kagum, Kamis (3/7) malam

 

MANGUPURA-Fajarbali.com | Menyajikan pola “Bebadungan”, penampilan Barong Ket Duta Kabupaten Badung mampu membius penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Kamis (3/7) malam dalam Wimbakara (Lomba) Tari Barong Ket. Bapang Barong yang dibawakan oleh Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini membuat ribuan penonton yang memadati Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) berdecak kagum.

 

Hadir Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha dan Anggota DPRD Badung, Made Rai Wirata. 

 

Pada panggung yang sama tampil pula Sanggar Seni Wedanta, Banjar Dinas Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem dan Sekaa Gong Pancer Gita Wrdhi Winangun, Desa Adat Panjer, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar serta Sanggar Seni Hari Dwipa Gamelan Group Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. 

 

Pembina Tari, I Putu Eka Darmayasa 

mengungkapkan, Bapang Barong Duta Kabupaten Badung tetap mengacu pada tema PKB tahun 2025 yakni Jagat Kerthi. Tidak hanya menyajikan identitas estetika, tetapi juga mengangkat seni pada martabat Jagat (Kabupaten Badung) agar Kerthi atau terpelihara dan dimuliakan. “Menghadirkan pola Bebadungan. Bebadungan itu khusus di bapang barong cirinya khasnya itu misalnya di guak macok pasti agak keras atau agresif. Mencari ide atau inspirasinya itu ke binatang,” katanya. 

 

Menghadirkan pelayon khas Desa Munggu, pria yang sering dipanggil Eka Munggu ini, ingin membangkitkan kembali warisan musikal yang sempat redup. “Dari Provinsi Bali kan ada beberapa kriteria yaitu papeson yakni bebarisan atau topeng, condong, guak macok, dan pelayon. Pelayon itu adalah keharmonisan atau saat barong itu lelah. Pelayon yang sudah ada di Desa Munggu kita bangkitkan kembali, itu alur musik yang yang kami angkat sekarang sebagai Duta Kabupaten Badung,” jelasnya. 

BACA JUGA:  GiriAsa Mendaftar ke KPU Badung Deklarasikan Siap Lawan Kotak Kosong

 

Menghabiskan waktu hingga empat bulan, Ia mengaku sempat kesulitan dalam mempertemukan waktu latihan para penari dan penabuh. Untuk itu, ia pun mengambil waktu latihan malam hari selama dua jam, empat kali dalam seminggu. 

“Kendala lain adalah power dan fisik penari barong yang dituntut harus kuat, jadi mereka harus latihan fisik setiap hari. Karena barong ini kan benda mati, bagaimana kita agar bisa menghidupkan benda mati ini. Jadi penarinya harus bagus dari segi fisik dan tenaga,” ujarnya.

 

Ketua Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu tersebut juga mengaku memiliki beban tersendiri pada lomba Barong Ket tahun ini. Sebab, pada PKB tahun 2024 lalu Duta Kabupaten Badung meraih Juara I. Meski begitu, Ia tetap menargetkan untuk mempertahankan juara.

 

“Beban pasti ada, tetapi kami mengingat para penari dan penabuh untuk tetap tampil maksimal. Untuk juara kita kembali ke dewan juri, yang penting kita tampil maksimal. Itulah kepuasan kita latihan selama empat bulan itu,” pungkasnya sembari mengatakan jumlah penari dan penabuh sebanyak 31 orang.W-004

 

Scroll to Top