Baris Sambeng Agung, Kesenian Klasik yang Sarat Pesan Budaya dan Spiritual Tampil pada PKB ke-47

1000310973

Loading

Baris Sambeng Agung yang dibawakan oleh Sanggar Purnama dari Banjar Babakan, Desa Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung saat tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Rabu (25/6).

MANGUPURA-Fajarbali.com | Kesenian klasik yang nyaris terlupakan memeriahkan Kalangan Ratna Kanda di Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Rabu (25/6). Baris Sambeng Agung yang dibawakan oleh Sanggar Purnama dari Banjar Babakan, Desa Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 

 

Pementasan ini bukan sekadar pertunjukan tari, melainkan sebuah upaya revitalisasi kesenian klasik yang sarat pesan budaya dan spiritual. Dibalut drama tari dan tarian topeng, garapan ini membawa penonton pada masa kepemimpinan Ida Cokorda Sakti Pemecutan di Bandana Negara, wilayah barat Kerajaan Badung tempo dulu.

 

Kala itu, Desa Canggu dilanda mrana, hama dan kekeringan melanda sawah-sawah, membuat rakyat resah dan kehilangan harapan. Sang Bendesa pun menghadap ke Puri Pemecutan untuk memohon petunjuk. Dari pawisik Sang Hyang Widhi, sang Raja mendapat wangsit solusi ada pada pusaka leluhur bernama Sambeng Agung, yang selama ini tersimpan sakral di pura desa.

 

Maka digelarlah upacara nangkluk merana, ritual sakral mengelilingi desa membawa pusaka Sambeng Agung, mengusir hama, sekaligus membangkitkan semangat anak-anak muda untuk belajar Tari Baris yang merupakan tari kepahlawanan khas Bali. Dari sinilah lahir Baris Sambeng Agung, simbol pelindung desa dan kekuatan spiritual masyarakat Canggu.

 

“Lewat pertunjukan ini, kami ingin membangkitkan kembali kesadaran generasi muda terhadap kekayaan budaya dan sejarah desa kami,” ujar Koordinator Pementasan, I Made Karjata.

 

Ia pun menggarap tabuh dalam pertunjukan ini bersama tim pendukung yang solid, termasuk pembina tari Ketut Narmada dan pembina naskah I Made Agus Adi Santika. Hingga mendapat sambutan meriah dari para penonton. Terlebih, nilai-nilai warisan lokal yang dikisahkan kembali secara hidup dan relevan di tengah era modern. Selain itu sebagai upaya menjaga jati diri Bali melalui kisah, pusaka, dan tarian.W-004

BACA JUGA:  Disdukcapil Badung Buka Layanan di Hari Minggu

 

Scroll to Top