BANGLI-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Minimnya tenaga pendidik di Kabupaten Bangli selama ini kerap menjadi keluhan. Ironisnya, peluang untuk merekrut CPNS termasuk PPPK justru tidak diambil oleh Kabupaten Bangli.
Sesuai pendataan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Bangli, kekurangan tenaga guru di Bangli mencapai 150 orang. Jumlah tersebut belum termasuk guru yang pensiun dari data per bulan Desember 2018, jumlahnya mencapai 70 orang. Dengan kata lain, Bangli saat ini masih kekurangan tenaga Guru mencapai 220 orang.
Hal ini diakui Kadisdikpora Bangli, I Nyoman Suteja saat ditemui awak media, Rabu (13/2/2019). Disampaikan, kurangnya tenaga guru di Bangli, utamanya untuk guru kelas, guru olahraga, serta guru bimbingan konseling (BK). Kebutuhan guru ini, lanjutnya, tidak hanya terdapat pada satuan pendidikan, melainkan pendataan secara keseluruhan pada 160 TK negeri dan swasta, 164 Sekolah Dasar, serta 30 SMP.
Lebih lanjut, dipaparkan Suteja, secara keseluruhan jumlah guru tetap atau berstatus PNS yakni sebanyak 1.422. Jumlah tersebut terdiri dari 1.066 guru sertifikasi, dan 356 yang belum sertifikasi. Selain itu, pihaknya juga memiliki 679 GTT, serta 488 Pegawai Tidak Tetap (PTT). “Jadi total keseluruhan SDM yang mendukung sekian sekolah itu 2.589 dari data per bulan Februari 2019,” paparnya.
Sedangkan terkait kekurangan guru, berdasarkan pendataan pihaknya per Bulan Agustus 2018, kekurangan untuk kebutuhan guru di sejumlah sekolah itu mencapai 150 orang. Jumlah tersebut belum termasuk guru yang pension yang jumlahnya mencapai 70 orang. “Jumlah itu merupakan rata-rata pensiun tiap tahunnya. Ini didasari dari pola pengangkatan. Kalau sekali pengangkatan jumlahnya banyak, nanti pensiunnya pasti akan bersamaan,” katanya.
Dengan rata-rata jumlah pensiun guru mencapai 70 orang, Suteja mengatakan dalam renstra (Rencana Strategis), tiap tahun pihaknya telah merancang rekrutmen sebanyak 100 GTT. Namun demikian, perekrutan GTT hanya sempat dilaksanakan sekali, yakni pada tahun 2016 lalu dengan jumlah kuota sebanyak 350 orang. Terkait pengisian kekurangan guru itu, kadis asal Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga ini, menjelaskan kekosongan diisi oleh guru honorer atau guru pengabdi yang dibayar melalui dana BOS dengan besaran upah berkisar Rp. 300 ribu hingga Rp. 400 ribu. Namun tanggung jawabnya, sama layaknya guru kelas GTT ataupun guru PNS. Untuk itu, Kadisdik Bangli ini berharap ada upaya bersama dilakukan pemerintah Kabupaten Bangli untuk bisa memenuhi kekurangan Guru tersebut. (ard)