Bali Fashion Network 2026, Panggung Kolaborasi Global dan Arah Baru Fashion Berkelanjutan Indonesia

u7-WhatsApp-Image-2025-10-11-at-16.37.26
Press conference Bali Fashion Network 2026 di Park23 Creative Entrepreneur Hub, Tuban, Badung, Sabtu (11/10/2025).

MANGUPURA-fajarbali.com | Bali Fashion Network® (BFN) 2026 siap digelar pada 18 Oktober di International Conference Center Bali, menandai tahun keempat penyelenggaraannya sebagai ajang networking bisnis fashion terbesar dan paling berpengaruh di pulau dewata. Inisiatif tahunan yang diinisiasi oleh Paramatex, supplier kain terkemuka asal Bali, ini kembali memfokuskan diri pada pengembangan fashionpreneur yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan kreativitas.

CEO Paramatex, Chris Rianto, menegaskan bahwa BFN bukan sekadar pameran, melainkan platform kolaboratif yang didesain untuk mempertemukan seluruh elemen ekosistem, mulai dari desainer, brand lokal, hingga mitra industri. “Bali Fashion Network® memberikan ruang bagi fashionpreneur untuk berinteraksi, belajar, dan mengembangkan ide yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini,” ujarnya saat press conference Bali Fashion Network 2026 di Park23 Creative Entrepreneur Hub, Tuban, Badung, Sabtu (11/10/2025).

Chris Rianto dalam kesempatan itu juga menekankan pentingnya kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab sosial untuk meningkatkan daya saing global produk Indonesia. Ia menyebutkan, tahun ini, komitmen terhadap keberlanjutan semakin diperkuat melalui partisipasi mitra global seperti Lenzing dan Sorona, produsen serat ramah lingkungan, serta GreenHope yang membawa solusi kemasan berbasis teknologi hijau. “Keterlibatan ini sejalan dengan visi BFN untuk membentuk industri yang lebih ramah lingkungan dan inklusif, menjadikan fashion sebagai trigger bagi gerakan budaya atau culture movement menuju sustainable lifestyle di Bali dan dunia,” ungkapnya.

Dukungan nyata dari pemerintah turut menjadi sorotan utama. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), berpartisipasi aktif. Kehadiran Ir. Reni Yanita, M.Si, selaku Direktur Jenderal IKMA, dan Dickie Sulistya Aprilianto, Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya, menggarisbawahi komitmen pemerintah melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) dalam memperkuat ekosistem kreatif nasional.

BACA JUGA:  Dampak PPKM, Pedagang Belum Bisa Optimal Berjualan

Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya, Dickie Sulistya Aprilianto menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian akan menyosialisasikan berbagai program fasilitasi, termasuk program Restrukturisasi Mesin Peralatan bagi IKM fashion di Bali. Program ini secara singkat memungkinkan pelaku industri mendapatkan penggantian uang tunai setelah pembelian mesin, sebuah langkah konkret untuk modernisasi dan peningkatan daya saing.

“Kami berharap BPIFK dapat terus berkolaborasi dengan Paramatex. Selain itu, kami ingin berbagi berbagai fasilitasi program yang dimiliki Kementerian Perindustrian yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri fashion di Bali,” ungkap Dickie, menekankan sinergi antara regulasi, inovasi, dan kreativitas.

Semangat kolaborasi juga disuarakan oleh Yodi Hartadi Pramono dari Harapan Tri Hita Karana. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi dengan BFN sangat krusial untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan mendorong perubahan masif. "Fashion ini menjadi trigger untuk semua industri, semua elemen masyarakat di Bali bahwa Bali itu adalah tempat di mana surga untuk kegiatan-kegiatan ramah lingkungan atau wellness," jelasnya.

Menambah dimensi baru dalam acara ini, Revlon hadir sebagai Official Beauty Partner, menawarkan beauty class eksklusif, tips dari para ahli, serta produk gratis dan voucher belanja. Chris Rianto melihat kolaborasi lintas industri ini sebagai simbol kekayaan dunia fashion. “Fashion dan kecantikan adalah hal yang saling terkoneksi. Keduanya adalah cara mengekspresikan diri. Revlon hadir sebagai mitra inspiratif yang menambah dimensi baru dalam BFN,” imbuhnya.

Inovasi juga merambah sektor finansial. Bali Fashion Network® 2026 menghadirkan kemudahan transaksi digital melalui kolaborasi dengan Bank Central Asia (BCA). Penerapan sistem pembayaran QRIS di seluruh area acara akan menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih efisien, cepat, dan aman bagi seluruh pengunjung maupun peserta pameran.

BACA JUGA:  SHARP Indonesia Serius Garap Pasar Notebook Indonesia

Sinergi perbankan dan industri kreatif ini dinilai strategis. Adopsi QRIS BCA membuka peluang baru bagi UMKM fashion untuk beradaptasi dengan teknologi finansial modern, didukung sosialisasi dan teknis dari BCA. Hal ini menunjukkan BFN tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga pada ekosistem bisnis yang adaptif secara teknologi.

Secara keseluruhan, BFN 2026 akan menyajikan rangkaian kegiatan yang komprehensif, mencakup business networking, fashion showcase, workshop, diskusi panel bersama tokoh terkemuka, dan pameran produk. Acara ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memposisikan industri fashion Indonesia menuju masa depan yang lebih inovatif, kompetitif, dan berkelanjutan di kancah global. (M-001)

Scroll to Top