DENPASAR – fajarbali.com | Seorang WNI terinfeksi virus corona (2019 N-CoV) di Singapura akibat tertular dari turis asal China. Menanggapi hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Bali memastikan mereka sudah melakukan tindakan pencegahan maksimal agar tak ada virus corona yang masuk ke pulau Dewata.
“Kesiapan tetap dilakukan terus menerus dengan memasang thermal scanner, kita juga melakukan pengamatan kepada wisatawan China,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. I Ketut Suarjaya MPPM, Rabu (5/2/2020).
Suarjaya menuturkan belum menerima pasien yang terpapar virus corona selama dilakukan observasi. Meski begitu, ia mengimbau warga Bali menjaga kesehatan, terutama mencuci tangan dengan sabun usai beraktivitas untuk mencegah virus masuk ke tubuh.
“Tidak ada lagi (pasien) diobservasi yang dicurigai terjangkit virus (corona), mudah-mudahan, tidak ada lagi, karena penerbangan juga sudah ditutup,” ucap dia.
Selain itu, Dinkes Bali terus memantau kesehatan turis asal China sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona. Berdasarkan data Konsul Jenderal China di Denpasar, ada sekitar 5 ribu turis China di Bali.
Suarjaya mengatakan begitu tiba di Bali, kesehatan turis akan dipantau selama 14 hari. Pemantauan dilakukan dengan menggandeng hotel tempat turis itu menginap dan sejumlah fasilitas kesehatan lainnya.
“Kami tetap menjaga, kami tetap memonitor. Jadi semua tamu-tamu dari China ini kan sampai 14 hari dia tiba di Bali itu tanggung jawab kami. Bila dalam 14 hari ada turis China yang mengalami demam, pihak hotel wajib membawa turis itu ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” tambahnya.
Suarjaya memastikan pihaknya akan mengikuti standar operasional internasional jika ada turis asal China yang terindikasi terpapar virus corona. Sejumlah fasilitas berupa ruang isolasi dan tim dokter telah disiapkan untuk mengambil tindakan medis.
“Mekanisme itu sudah kita lakukan melalui tim surveillance kita, kesiapan sudah kita siapkan seperti ruang isolasi dan sebagainya. RS Sanglah ada tujuh (ruang isolasi), Tabanan dan Gianyar ada tiga. Ada beberapa RS juga punya, RS Siloam dan BIMC. Rata-rata biasanya paling tidak (setiap rumah sakit di Bali) harus ada satu (ruang isolasi),” tutup Suarjaya. (dar).