SEMARAPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Sempat mereda, kini kasus rabies kembali merebak di Kabupaten Klungkung. Tepatnya di Banjar Ayung, Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung. Mengawali tahun 2019, empat warga di kawasan tersebut dilaporkan tergigit anjing secara bersamaan. Ironisnya, setelah dilakukan cek lab, ternyata anjing tersebut positif rabies.
Senin (14/1/2019) Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Klungkung, Drg. Wayan Jaya Putra menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/1) lalu. Ketika itu, anjing peliharaan Luh Ari Nurasih mendadak beringas dan secara membabi buta mengigit tuannya dan 3 warga lain yang melintas. Selain Luh Ari Nurasih (40), anjing rabies tersebut juga menggigit Komang Gede Wiguna (8), Ketut Darmawan (39) dan Kadek Linda (23). Keempatnya lantas dirujuk ke Puskesmas terdekat dan diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Pasca kejadian tersebut, jajaran dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian yang mendapat informasi langsung mendatangi lokasi. Petugas berupaya untuk mendapat sampel otak anjing tersebut, untuk selanjutnya diuji lab. Apalagi setelah mengigit keempat korbannya, anjing berwarna putih tersebut menunjukkan prilaku yang aneh. Menjadi lebih agresif dan mengigit barang bekas hingga batu. Setelahnya, anjing tersebut mendadak mati.
Wayan Jaya Putra mengatakan, setelah dilakukan uji lab, pada Senin (7/1) hasilnya sudah diketahui. Seperti kecurigaan para petugas, anjing tersebut positif rabies. "Sore itu juga hasil tesnya sudah turun, anjing tersebut positif rabies,” ujarnya.
Mengetahui hasilnya positif, tim dari Dinas Kesehatan dan Pertanian pun lantas melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Mendatangi rumah-rumah warga sekitar dan menanyakan apakah ada warga lain yang tergigit anjing tersebut. Hasilnya, rupanya ada dua orang yang sebelumnya juga digigit, ditambah lagi tiga orang yang kerap kontak dengan anjing rabies tersebut. Kelima warga yang tergigit ataupun hanya kontak saja lantas diberikan VAR.
Di samping itu, petugas juga melakukan penyisiran dan eleminasi terhadap anjing dan kucing liar di sekitar kawasan tersebut. Kepala Dinas Pertanian Klungkung, IB Juanida menyampaikan, ada sekitar 22 anjing dan kucing liar yang dieleminasi. Lebih lanjut dirinya pun mengimbuhkan, jauh sebelum adanya kasus gigitan anjing rabies, pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi. Yakni dengan melakukan vaksinasi massal. Bahkan di tahun 2018 lalu, dari 14 ribu populasi estimasi anjing liar, sebanyak 13 ribu (93 persen) sudah divaksinasi.
Sedangkan untuk tahun ini, estimasi populasi anjing liar masih di angka 14 ribu. Namun, pasokan vaksin yang dimiliki baru mencapai 11.500 dosis. Untuk kekurangannya, akan dikoordinasikan baik dengan pemerintah provinsi maupun pusat. "Untuk pengadaan vaksin ini kita saling mendukung antara pusat, provinsi dan kabupaten. Kalau masih kurang kami mintakan tambahannya,” jelasnya.
Selain melakukan pencegahan dengan eleminasi dan vaksinasi, Juanida juga sangat berharap dukungan dari seluruh masyarakat. Mengingat, kendala yang sering dialami jajarannya di lapangan justru dipicu oleh banyaknya anjing yang sengaja diliarkan. Sehingga dirinya sangat berharap, masyarakat turut mendukung dengan mengandangkan dan memvaksin anjing peliharaannya. Sebaliknya, bila tidak sanggup merawat, dimohon agar anjing-anjingnya tidak dibuang sembarangan. (dia)