SEMARAPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Kasus rabies kembali muncul di Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Jika kasus sebelumnya (17/04/2021) anjing positif rabies menggigit 4 warga di Dusun Tihingan, kini kasus serupa terjadi di Dusun Penasan, Desa Tihingan.
Anjing yang terkonfirmasi rabies mengigit 9 warga pada Minggu (27/6/2021) lalu. Diduga, kasus rabies kembali mencuat di desa tersebut karena ada anjing yang tercecer saat dilakukan vaksinasi. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juanida, Selasa (29/6/2021) menyampaikan, setelah memperoleh laporan terkait peristiwa gigitan anjing pada Minggu (27/6/2021) lalu, pihaknya langsung menerjunkan petugas Kesehatan Hewan (Keswan) ke Dusun Penasan. Tepatnya ke rumah milik Wayan Putra selaku pemilik anjing.
Di hari itu, anjing peliharaan yang mulanya terdeteksi hanya menggigit 4 orang warga tersebut langsung dieleminasi. Kemudian sampel otaknya dikirim ke Denpasar untuk diuji lab. Pada Senin (28/6) hasil lab tiba dan dipastikan anjing tersebut positif rabies.
Baca Juga :
Vaksinasi Guru Tuntas, Disdik Klungkung Tak Paksakan PTM
Bupati Giri Prasta Pimpin Upacara Bakti Penganyar Pemkab Badung
Mengacu pada hasil lab itu, kemarin perugas Keswan diterjunkan kembali. Kali ini untuk menyisir anjing-anjing lain, utamanya yang sempat kontak dengan anjing positif rabies tersebut. Hasilnya, ada 7 ekor anjing lagi yang dieleminasi.
"Sekarang teman-teman masih di sana (Dusun Penasan) melanjutankan eleminasi anjing yang masih satu tempat di sana. Eleminasi hari ini 7 ekor, kemarin 1 jadi 8 totalnya. Ternyata dari 7 ekor ini, info dari petugas 6 ekor diantaranya ada di rumah itu (rumah pemilik anjing yang rabies). Jadi berisiko tinggi," jelasnya.
Selain melakukan penyisiran anjing, tim dari Dinas Pertanian juga menelusuri orang lain yang sempat tergigit. Mengingat informasi yang diperoleh, korbannya tidak hanya 4 orang, melainkan ada korban lain yang tergigit tapi belum melapor kepada petugas ataupun pihak desa. Informasi itupun terbukti, rupanya setelah ditelusuri korban gigitan tidak hanya 4 orang melainkan 9 orang. Semuanya merupakan warga di Dusun Penasan dan mereka tergigit di bagian kaki.
"Kita akan menelusuri lagi di Dinas Kesehatan adakah yang tergigit lagi,"ungkapnya.
Ib Juanida juga sangat menyayangkan, dalam waktu dua bulan, kasus rabies kembali muncul di Desa Tihingan. Apalagi jarak antara kasus terdahulu yakni Dusun Tihingan dengan kasus saat ini di Dusun Penasan cukup dekat. Sehingga diduga kasus anjing rebies ini masih berkaitan dengan kasus sebelumnya. Kemungkinan, saat dilakukan vaksinasi massal pada Bulan April lalu, ada anjing yang tercecer. Bisa saja, saat petugas datang, pemilik anjing sedang tidak berada di rumah.
"Kemungkinan ini ada kaitan dengan kasus sebelumnya. Dalam rentang waktu 2 bulanan masih bisa tertular dia (anjing rabies). Saat itu sudah kita lakukan vaksinasi emergensi tapi saat itu mungkin tidak ada di rumah pemiliknya," imbuh Juanida.
Lebih lanjut diinformasikan, sebagai upaya antisipasi penyebarluasan rabies, pada tanggal 5 Juli mendatang. Tim dari Dinas Pertanian kembali akan melakukan vaksinasi anjing di Desa Tihingan. Diharapkan, sepanjang vaksinasi ini, antusiasme masyarakat untuk memvaksin anjing peliharaannya meningkat.
"Vaksinasi tanggal 5 nanti, untuk penelusuran anjing-anjing yang belum divaksinasi. Dengan adanya kasus ini, saya berharap masyarakat bisa lebih merasa membutuhkan pemberian vaksin kepada anjingnya," harap Juanida. (dia)
Anjing yang terkonfirmasi rabies mengigit 9 warga pada Minggu (27/6/2021) lalu. Diduga, kasus rabies kembali mencuat di desa tersebut karena ada anjing yang tercecer saat dilakukan vaksinasi. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juanida, Selasa (29/6/2021) menyampaikan, setelah memperoleh laporan terkait peristiwa gigitan anjing pada Minggu (27/6/2021) lalu, pihaknya langsung menerjunkan petugas Kesehatan Hewan (Keswan) ke Dusun Penasan. Tepatnya ke rumah milik Wayan Putra selaku pemilik anjing.
Di hari itu, anjing peliharaan yang mulanya terdeteksi hanya menggigit 4 orang warga tersebut langsung dieleminasi. Kemudian sampel otaknya dikirim ke Denpasar untuk diuji lab. Pada Senin (28/6) hasil lab tiba dan dipastikan anjing tersebut positif rabies.
Baca Juga :
Vaksinasi Guru Tuntas, Disdik Klungkung Tak Paksakan PTM
Bupati Giri Prasta Pimpin Upacara Bakti Penganyar Pemkab Badung
Mengacu pada hasil lab itu, kemarin perugas Keswan diterjunkan kembali. Kali ini untuk menyisir anjing-anjing lain, utamanya yang sempat kontak dengan anjing positif rabies tersebut. Hasilnya, ada 7 ekor anjing lagi yang dieleminasi.
"Sekarang teman-teman masih di sana (Dusun Penasan) melanjutankan eleminasi anjing yang masih satu tempat di sana. Eleminasi hari ini 7 ekor, kemarin 1 jadi 8 totalnya. Ternyata dari 7 ekor ini, info dari petugas 6 ekor diantaranya ada di rumah itu (rumah pemilik anjing yang rabies). Jadi berisiko tinggi," jelasnya.
Selain melakukan penyisiran anjing, tim dari Dinas Pertanian juga menelusuri orang lain yang sempat tergigit. Mengingat informasi yang diperoleh, korbannya tidak hanya 4 orang, melainkan ada korban lain yang tergigit tapi belum melapor kepada petugas ataupun pihak desa. Informasi itupun terbukti, rupanya setelah ditelusuri korban gigitan tidak hanya 4 orang melainkan 9 orang. Semuanya merupakan warga di Dusun Penasan dan mereka tergigit di bagian kaki.
"Kita akan menelusuri lagi di Dinas Kesehatan adakah yang tergigit lagi,"ungkapnya.
Ib Juanida juga sangat menyayangkan, dalam waktu dua bulan, kasus rabies kembali muncul di Desa Tihingan. Apalagi jarak antara kasus terdahulu yakni Dusun Tihingan dengan kasus saat ini di Dusun Penasan cukup dekat. Sehingga diduga kasus anjing rebies ini masih berkaitan dengan kasus sebelumnya. Kemungkinan, saat dilakukan vaksinasi massal pada Bulan April lalu, ada anjing yang tercecer. Bisa saja, saat petugas datang, pemilik anjing sedang tidak berada di rumah.
"Kemungkinan ini ada kaitan dengan kasus sebelumnya. Dalam rentang waktu 2 bulanan masih bisa tertular dia (anjing rabies). Saat itu sudah kita lakukan vaksinasi emergensi tapi saat itu mungkin tidak ada di rumah pemiliknya," imbuh Juanida.
Lebih lanjut diinformasikan, sebagai upaya antisipasi penyebarluasan rabies, pada tanggal 5 Juli mendatang. Tim dari Dinas Pertanian kembali akan melakukan vaksinasi anjing di Desa Tihingan. Diharapkan, sepanjang vaksinasi ini, antusiasme masyarakat untuk memvaksin anjing peliharaannya meningkat.
"Vaksinasi tanggal 5 nanti, untuk penelusuran anjing-anjing yang belum divaksinasi. Dengan adanya kasus ini, saya berharap masyarakat bisa lebih merasa membutuhkan pemberian vaksin kepada anjingnya," harap Juanida. (dia)