AKSIKU Kembali Menyapa Warga Klungkung, Disbud Konsisten Wadahi Kreatifitas Seniman Muda

u21-IMG-20251015-WA0160
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung I Ketut Suadnyana

SEMARAPURA-Fajar Bali, Festival Budaya Klungkung (Klungkung Heritage Festival) baru saja berlalu, kini masyarakat Kabupaten Klungkung kembali akan disuguhi program Atraksi Melestarikan Kebudayaan Klungkung (AKSIKU). Inovasi yang digagas sebagai 'panggung' para seniman muda tersebut akan digelar pada 16-18 Oktober 2025 di Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana menyampaikan, Aksiku memang ditujukan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya lokal sejak dini. Generasi muda dinilai perlu diberi ruang untuk berkreativitas agar tradisi tidak hanya dipertontonkan, tetapi juga diwarisi dan dikembangkan.

Aksiku tahun 2025 dikemas lebih semarak.
Kegiatan akan dibuka dengan lomba gong kebyar wanita yang pada Kamis (16/10/2025). Sejumlah sekaa gong akan menunjukkan penampilan terbaik mereka di panggung terbuka Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe. Meliputi, Sekaa Gong Ananda Satya Swari dari Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, dan Sekaa Gong Gili Semara Jeroan asal Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.

Selanjutnya di hari kedua, Jumat (17/10/2025), giliran Sekaa Gong Prami Jaya Winangun dari Desa Akah, Kecamatan Klungkung dan Sekaa Gong Puspita Gita Suari dari Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan yang akan meneriahkan panggung Aksiku. Masing-masing kelompok/sekaa menyajikan 4 materi, tabuh lelambatan, tari kreasi pilihan, tabuh kreasi baru dan tari wajib yakni tari nelayan.

Di puncak acara Aksiku 2025 yakni pada Sabtu (18/20/2025) akan digelar lomba baleganjur ngarap yang melibatkan sembilan peserta dari tingkat SMP se-Kabupaten Klungkung. Lomba ini akan diikuti oleh tiga perwakilan dari Kecamatan Klungkung, kemudian Kecamatan Dawan, Banjarangkan, dan Nusa Penida masing-masing mengirim perwakilan dari dua sekolah.

"Kami ingin mencari talenta. Baleganjur bukan hanya tentang tabuh dan ritme. Ia adalah simbol kerjasama, semangat juang, dan harmoni sosial. Nilai-nilai ini yang kami ingin tanamkan lewat lomba di kalangan pelajar,” ujar Suadnyana seraya mengatakan pemenang lomba diproyeksikan akan menjadi duta Kabupaten Klungkung pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).

Selain lomba baleganjur, di pengujung acara program Aksiku 2025 juga akan diisi dengan penyerahan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Di tahun 2025 ini ada empat tradisi yang diusulkan dan sudah ditetapkan yakni,  Gandrung Bangun Urip (Nusa Penida), Tradisi Lukat Geni (Satria), Tradisi Meprani  dan Gambang (Desa Tangkas). W-019

Scroll to Top