AA Gde Agung Minta LDII Tabanan Siarkan Dakwah Menyejukkan Semua Umat

Loading

MANGUPURA – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | AA Gde Agung, dalam kapasitasnya selaku anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI sekaligus tokoh masyarakat, menerima kunjungan rombongan DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan, bertempat di Puri Ageng Mengwi, Badung, Minggu (27/3/2022).

AA Gde Agung yang sejak menjabat Bupati Badung tahun 2005 hingga 2015 itu, memang dikenal sebagai pemimpin yang bisa diterima semua umat beragama. Sikap merangkul sesama tetap melekat dalam dirinya meski sudah tidak lagi menjadi orang nomor satu di Pemkab Badung.

Berkaca dari pengalamannya sebagai bupati sekaligus Ketua Forum Kerukunan Antarumat Beragama di Gumi Keris, ia meminta LDII Tabanan menyampaikan dakwah yang menyejukkan, tidak hanya bagi kalangan umat Muslim, namun bagi tatanan kehidupan manusia.

Kerap kali dirinya dihadapkan pada dilema yang menantang, misalnya saat Hari Raya Nyepi jatuh pada hari Jumat dan Minggu. Seperti diketahui, umat Muslim diwajibkan menggelar sholat Jumat, sedangkan Catur Brata Penyepian juga wajib ditaati oleh semua orang yang tinggal di Bali.

"Akhirnya saya kumpulkan tokoh-tokoh Muslim, ada juga unsur PHDI untuk mencari solusi. Kita sepakati. Semua bisa berjalan dengan beberapa ketentuan yang saling menghormati," kenangnya.

Demikian pula saat Nyepi di hari Minggu, yang mana umat Kristiani melaksanakan ibadah di Gereja. Dengan komunikasi yang humanis, ia bisa menciptakan suasana tentram tanpa saling merugikan. "Ternyata agama pasti memberi jalan keluar, asalkan kita melepaskan ego sektoral masing-masing," tegasnya.

Peristiwa bom Bali I dan II juga tak kalah menantang. AA Gde Agung mengaku sempat dipanggil Gubernur Bali Dewa Beratha, kala itu untuk membahas bagaimana upaya meminimalisir potensi konflik antar umat Hindu dan Islam sebagai dampak lanjutan.

BACA JUGA:  Modantara Peringatkan Risiko Ekonomi dari Wacana Reklasifikasi Mitra dan Komisi Tunggal

Oknum wartawan nasional pun sempat menyodorkan pertanyaan soal potensi 'balas dendam' orang Bali (Hindu) dengan Islam. Namun ia dengan tegas memotong, bahwa peristiwa tersebut murni tindakan terorisme yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam. Terorisme bisa terjadi di mana-mana sebagai kejahatan murni dari kelompok tertentu.

Tak berhenti sampai di sana, seorang tokoh Muslim berpengaruh di Jakarta ternyata termakan informasi hoaks yang menyebut adanya sweping sejumlah masjid di Bali. AA Gde Agung bertindak cepat agar peristiwa tidak melebar. Ia segera mengirim dua tokoh Muslim Bali untuk meluruskan hoak tersebut ke Jakarta. Dan, akhirnya berhasil.

Lebih lanjut, menurutnya, keberadaan Muslim di Bali tidak lepas dari sejarah panjang zaman kerajaan. Umat Muslim sangat diperlukan oleh raja, khususnya dalam membuat persenjataan. Jejak sejarah ini bisa dilihat hingga sekarang di setiap puri di Bali.

"Yang menjadi spirit saya adalah pesan Bung Karno. Kalau Hindu, jangan jadi orang India. Kalau Muslim jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi Yahudi. Jadilah manusia Nusantara," tegasnya.

Berangkat dari pesan tersebut, mewanti-wanti ia berpesan agar LDII mampu mencegah paham-paham radikal yang berpotensi memecah belah Bangsa Indonesia.

Sebaliknya, ia ingin LDII Tabanan menggali paham-paham Nusantara yang mengandung nilai luhur. "Jadi tidak hanya barang impor yang harus kita kurangi, tapi paham impor juga harus disetop," pungkasnya.

 

Ketua LDII Tabanan Maulana Sandijaya, mengaku apa yang disampaikan tokoh puri yang masih energik di usia 73 tahun itu sebagai suplemen dalam menjalankan visi-misi organisasinya. Sejatinya, LDII Tabanan telah melaksanakan dakwah menyejukkan yang menjunjung tinggi kearifan lokal Bali.

Buktinya, menurut Sandijaya, LDII Tabanan memiliki program LDII Mareresik, Ngejot serta Majenukan. "Program kami adalah langkah nyata untuk menjaga keharmonisan sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama dan kepercayaan, serta keharmonisan dengan lingkungan," jelasnya.

BACA JUGA:  Astra Terima Penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2024

Sandijaya yang juga wartawan Radar Bali ini menambahkan, pihaknya terus memberikan pengarahan bagi anggotanya agar tidak menyampaikan dakwah provokatif atau bertentangan dengan 'local genius' masyarakat setempat.

"Kami akan lakukan arahan Bapak AA Gde Agung. Nanti pas bulan puasa, kami undang beliau. Kami buktikan bahwa kami bisa merangkul sesama manusia," kata Sandijaya. (Gde)

Scroll to Top