Seperti yang diungkapkan Kadek Indra (51) warga Desa Temukus, Kecamatan Banjar. Ia rela menjual tanahnya dengan ‘harga Covid’ alias banting harga.
”Terus terang dengan keadaan seperti sekarang harus ngomong apa lagi? Hanya untuk menyambung hidup kami harus menjual tanah kami. Itupun kami menjual tanah dengan ‘harga Corona’ supaya bisa makan,” ucapnya.
Baca Juga :
PPKM Mikro Enam Desa Di Buleleng Tetap Berjalan Dua Minggu
Tanah yang merupakan lahan warisan ini tidak pernah terpikirkan akan dijual, mengingat ia takut disalahkan leluhurnya. Namun, dengan kondisi seperti ini membuat ia tak punya pilihan lain.
"Kalau berbicara lahan nanti kalau normal kembali mudah-mudahan ada rejeki untuk membeli lahan kembali sebagai pengganti milik leluhur kami,”tutupnya
Menurunnya kualitas perekonomian yang dialami dimasa pandemi ini berimbas warga masyarakat banyak yang memilih menjual lahannya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penjualan lahan oleh masyarakat sudah banyak dilakukan. Hal ini dapat dapat dilihat dengan adanya tulisan ‘dijual cepat' disepanjang jalan Singaraja-Seririt. (ags)