Hotel Banyak Tak Beroperasi, Berimbas Pada Produksi Garam Amed

Loading

AMLAPURA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Stok garam milik Komunitas Masyarakat Perlindungaan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Bali di Amed menumpuk. Hal itu lantaran permintaan garam Amed ini sebagian besar dari hotel dan restaurant. Namun karena dalam suasana Pandemi penyebaran Covid-19  sejumlah hotel  dan restaurant di Bali ditutup sementara. 

 

 

 

Ketua MPIG Garam Bali I Nengah Suanda mengakui, Senin (11/5/2020) , menyampaikan, produksi garam Amed sampai saat ini memang ditutup sementara waktu karena stok garam masih cukup banyak. Bahkan, sisa hasil produksi tahun 2019 lalu, kata Suanda masih mencapai 4 ton. Sehingga, masih banyaknya stok garam milik Komunitas MPIG,  petani garam memilih tidak memproduksi garam. "Mereka sementara waktu beralih profesi dengan beternak maupun melaut," ujarnya. 

 

Dikatakan Suanda, sebelum pandemi Covid-19 melanda, produksi garam Amed terbilang lancar. Bahkan, hasil produksi garam Amed ini dikirim hingga keluar Bali, selain juga memenuhi permintaan pasar hotel dan restaurant di Bali. "Sekarang permintaan berkurang, garam Amed sendiri sudah dikenal karena rasanya yang beda dengan garam lainnya," ujarnya lagi. 

 

Suanda berharap, kondisi ini secepatanya berkahir sehingga bisa memproduksi garam kembali. Apalagi, garam Amed sudah dikenal sejak abad 15 lalu. Selain itu, warga pun telah memproduksi garam sejak turun temurun. "Ini memang warisan turun temurun, semoga saja kondisinya kembali membaik," ujarnya lagi. (bud).

Scroll to Top