Kosabangsa Untrim-Unmas, Implementasi Kampus Berdampak Kemdiksaintek di Desa Wanasari Kelod, Malaya, Jembrana

IMG-20250922-WA0003
Universitas Triatma Mulya (Untrim) Badung didampingi oleh Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, menggarap salah satu desa di Kabupaten Jembrana yakni Desa Warnasari. 

DENPASAR-fajarbali.com | Kosabangsa adalah salah satu program kolaburasi pengabdian yang diprakarsai oleh Kemdiktisaintek sejak tahun 2023. Program ini melibatkan beberapa perguruan tinggi yang siap berkolaburasi dalam membangun masyarakat desa. 

Tagline Kampus Berdampak yang diusung oleh Kemdiktisaintek memberi warna baru terhadap program-program yang langsung menjadikan masyarakat sebagai penerima dampaknya. 

Dalam program ini Universitas Triatma Mulya (Untrim) Badung didampingi oleh Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, menggarap salah satu desa di Kabupaten Jembrana yakni Desa Warnasari. 

Desa ini tergolong desa dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan mengelola perkebunan kakao / coklat. Hasil produksi kakao Jembrana, tergolong kakao dengan kualitaas tinggi dan telah menembus pasar eksport.

Tokoh Desa Warna Sari, Rama Wilasa menjabarkan, pada 2024 terjadi wabah demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di desa ini. Seluruh tim mencoba menelusuri faktor penyebab berkembangnya nyamuk Aides Aigepty secara massif di sini. 

Setelah diobservasi di lapangan, ternyata penyebabnya adalah nyamuk-nyamuk yang bersarang pada kubangan air di setiap kulit kakao yang dibuang dikawasan kebun masyarakat. 

Selain wabah DBD, masih menurut Rama, serangan hama tupai pada perkebunan masyarakat juga belum tersolusi. Para petani perlu diberikan beberapa inovasi terkait pengelolaan sampah kulit kakao, pemupukan kakao, dan meningkatkan penetrasi pasar kakao ke pasar eksport. 

Berdasarkan latar belakang ini tim dosen Untrim berkolaburasi dengan tim dosen Unmas memberi Solusi terhadap berbagai permasalahan di desa Warna Sari, Melaya, Jembrana tersebut.

Tim Untrim yang diketuai oleh Dr. Ni Luh Putu Agustini Karta, dengan anggota Dr. Aditya Dharma dan Dr. I Ketut Sutapa berkolaburasi dengan tim UNMAS sebagai pendamping yang diketuai oleh Prof. I Ketut Sumantera dengan aggota Prof. I Ketut Widnyana serta Dr. Sekarwangi Saraswati. 

BACA JUGA:  Sosialisasi Kurikulum Prodi Sarjana Ekonomi 2022

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program kolaburasi Kosabangsa Untrim-Unmas 2025 ini meliputi:

1. Mengantisipasi sampah kulit kakao dengan inovasi membuat pakan ternak sapi dari bahan kulit kakao.

2.Membuat alat pengusir hama tupai menggunakan sinyal dan suara, hasil dari rekayasa Elektro dan Teknik Informatika mahasiswa dan dosen UNTRIM PSDKU Jembrana.

3. Membuat pestisida nabati.

4. Membuat TEBE MODERN, untuk menanggulangi sampah rumah tangga.

5.Membuat pupuk organic cair, berbahan dasar sampah rumah tangga.

6. Edukasi manajemen bisnis produksi hasil pengolahan kulit kakao agar memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Masyarakat sangat antusias terhadap kegiatan ini, kehadiran para dosen pendamping dari Teknologi Pertanian dan Pangan, sangat membantu masyarakat dalam menjalani profesi sebagai petani yang cerdas dan professional. 

Hibah Kosabangsa ini diraih oleh Untrim dan Unmas dengan perjuangan yang cukup rumit. Kedua kampus dengan keahlian yang berbeda harus mampu memberi solusi terhadap permasalahan teknis yang menghendaki perpaduan keahlian yang beragam tersebut. 

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi tahap awal di bulan Agustus 2025. Pada bulan September 2025, tim sudah berhasil membuat fermantasi bahan penyusun pakan ternak berbahan dasar kulit kakao. 

Dalam konteks menjaga lingkungan dari kontaminasi pestisida kimia yang berbahaya, tim juga mengajarkan masyarakat untuk membuat pestisida nabati dengan bahan tumbuhan dari sekitar kebun masyarakat. Setelah mencapai sepuluh hari, fermentasi bahan pakan ternak dan pestisida nabati dapat dipanen untuk dikemas atau diolah lebih lanjut. 

Kegiatan ini mengedukasi masyarakat, untuk peduli pada kesehatan individu melalui peningkatan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Terdapat 4-5 rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan secara bertahap, sesuai standar prosedur pembuatan produk yang sudah dipatenkan. Semoga kegiatan ini memberi manfaat maksimal kepada Masyarakat Desa Warnasari, Melaya Kabupaten Jembrana Bali. (rel)

Scroll to Top