Pemberdayaan STT Desa Kesiman Kertalangu untuk Mengatasi Permasalahan Kesehatan Remaja

IMG-20250804-WA0025
Tim Pengabdian Masyarakat Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) bertajuk "Pemberdayaan Seka Teruna-Teruni Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar" menyerahkan alat timbangan kepada tiga kepala dusun/kelihan banjar disaksikan perbekel.

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Remaja adalah tulang punggung penerus bangsa. Sehingga kesehatan remaja sangat penting diperhatikan sebagai menjadi kunci melahirkan generasi yang lebih baik.

Karenanya, Tim Dosen/Pengabdi dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Denpasar, menggelar Pengabdian Masyarakat Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) bertajuk "Pemberdayaan Seka Teruna-Teruni (STT) Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar".

Kegiatan diawali dengan pembukaan bertempat di Kantor Perbekel Kesiman Kertalangu, Senin (4/8/2025). Pengabdian ini diketuai Dr. Ni Komang Wiardani, SST.M.Kes., beserta anggota; Ni Made Dewantari, SKM . M. For., Dr. Komang Ayu Henny Achyar, SKM., M.Kep., Sp. Kom., serta dibantu sejumlah mahasiswa. 

Komang Wiardani, mengungkapkan, permasalahan kesehatan dan gizi remaja memerlukan perhatian yang serius seperti obesitas, gizi kurang dan anemia, perilaku merokok dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena remaja Indonesia usia 10 –18 tahun akan memberikan bonus demografi tahun 2030-2040 dan menjadi sumber daya unggul. 

Berdasraksan survei SKI 2023, lanjut Komang Wiardani, prevalensi kegemukan pada remaja usia 12-18 tahun di Bali 10,8-15,9 %, Denpasar 12,9- 17.6 % dan gizi kurang 4,5- 5,2 % , anemia 28.9 %.  

Desa Kesiman Kertalangu memiliki penduduk kelompok remaja usia 10-18 tahun sekitar 2834 jiwa (16% total penduduk desa) dengan masalah obesitas 16.8 %, kurus 5,5% dan anemia remaja 24,8,% dan perilaku merokok remaja sekitar 23, 3%.   

Menurutnya, permasalahan kesehatan remaja menimbulkan dampak kurang baik bagi kesehatan remaja. Obesitas masa remaja dan perilaku merokok bisa menimbulkan hipertensi dan penyakit tidak menular masa dewasa.  

"Gizi kurang dan anemia remaja putri dapat menimbulkan Kurang Energi Kronis (KEK dan masalah sunting dikemudian hari," kata Wiardani. 

Untuk itulah perlunya upaya mencegah masalah kesehatan remaja sedini mungkin dengan memberikan pelayanan kesehatan remaja secara berkesinambungan melalui suatu wadah pada tingkat yang paling dasar, yaitu Posyandu Remaja yang sekarang terintegrasi dalam posyandu Siklus Hidup sebagai bagian dari Integrasi Layanan Primer di masyarakat.

BACA JUGA:  Mengenal Komplikasi Diabetes Melitus

Demikian juga halnya di Desa Kesiman kertalangu yang memiliki potensi lokal seka teruna teruni , sangat perlu mengembangkan posyandu remaja untuk mengatasi maslaah gizi dan kesehatan remaja di wilayahnya . 

Pemberdayaan kompok remaja/seka teruma-teruni sebagai kader Posyandu diharapkan mampu membantu mengatasi masalah kesehatan teman sebaya. "Mereka dibentuk sebagai kader posyandu remaja yang mandiri serta berkelanjutan di Desa Kesiman Kertalangu," jelasnya.

Tujuan khusus, puluhan remaja seka teruna dari tiga banjar ini diharapkan menjadi kader posyandu remaja baru, meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehatan dan gizi dan meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam mengelola dan mengembangkan kegiatan posyandu remaja melalui 5 langkah posyandu.

"Melalui kegiatan ini diharapkan seka teruna teruni sebanyak 55 orang (sasaran) sebagai kearifan lokal dapat diberdayakan dan memberikan kontribusi positif dalan mngatasi masalah gizi dan kesehatan remaja di desa keseiman kertalangu melalui kegiatan psoyandu remaja mandiri maupun posyandu terintegrasi dalam layanan primer (posyandu siklus hidup)," ujarnya.

Kegiatan dirangkai dengan sosialisasi, edukasi dan pelatihan keterampilan, dan pendampingan pelaksanaan posyandu dan pemeriksaan kesehatan edukasi (masalah gizi dan kesehatan remaja, gizi seimbang remaja).

Pelatihan pengelolaan posyandu remaja, pengukuran antropometri pemeriksaan kesehatan: status gizi (BB dan TB), tensi, kadar HB dan Glukosa darah. Pengabdi juga menyerahkan bantuan beberapa alat timbangan digital.

Perbekel Desa Kesiman Kertalangu I Made Suena menyambut baik pengabdian ini sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah desa dengan dunia akademisi kesehatan. Manfaat nya pun sangat luar biasa yang bisa dirasakan dalam jangka panjang. 

Suena berpendapat, salah satu permasalahan kesehatan remaja disebabkan sikap kurang disiplin, terutama soal asupan makanan. Apalagi saat ini bertebaran restoran makan cepat saji, mie dan minuman yang terlalu manis. 

BACA JUGA:  Segudang Manfaat ASI Bagi Tumbuh Kembang Bayi

Sehingga banyak remaja yang ikut-ikutan tren. "Padahal mereka adalah anak-anak pintar yang tahu bahwa yang dimakan kurang sehat. Tapi terseret tren," jelasnya. 

Pengabdian ini juga dianggap sebagai momentum yang tepat untuk menggugah kesadaran remaja di wilayahnya. Pihaknya berkomitmen akan bekerja keras agar terbentuk posyandu remaja di 11 banjar se-Desa Kesiman Kertalangu. 

"Kami akui masih ada kekurangan kami. Tapi kami akan maksimallan agar ada nanti di setiap banjar. Saat ini anggap sebagai percontohan di tiga banjar," jelasnya. 

Scroll to Top