MANGUPURA-fajarbali.com | Kawasan Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, semakin menunjukkan potensinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
Hal ini tampak dalam gelaran BREIG Social Run 2025, sebuah acara lari santai yang bukan hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga ruang kolaborasi antara warga lokal, komunitas internasional, dan pelaku usaha di sektor pariwisata.
Acara yang berlangsung pada Minggu pagi (13/7) ini diikuti hampir 800 peserta dari berbagai latar belakang. Mereka terdiri dari warga lokal, ekspatriat, pelancong, hingga pemilik usaha yang berinvestasi di wilayah Pererenan, Canggu, dan sekitarnya.
“Ini bukan yang terakhir. Kami akan terus menggelar acara seperti ini ke depannya. Kali ini hampir 800 orang bergabung. Kami yakin berikutnya akan lebih banyak lagi,” kata Nikita Shelomentsev, pendiri dan pemilik perusahaan BREIG, yang menjadi penggagas acara ini.
Kolaborasi Lokal dan Global
Menurut Nikita, kegiatan ini tak akan terlaksana tanpa dukungan dari berbagai pihak. Ia secara khusus menyebut peran komunitas lokal, pelajar SMA sekitar, serta pemerintah desa dan pelaku usaha yang turut serta menjadi sponsor dan mitra komunitas.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang membantu mewujudkan acara ini—komunitas lokal, sekolah menengah, pemerintahan, dan bisnis lokal yang banyak mendukung kami,” ucapnya.
Ia menambahkan, para peserta acara ini bukan hanya pelari profesional atau penggemar olahraga. Banyak di antaranya adalah keluarga muda, pelaku UMKM, pengusaha lokal, serta warga asing yang telah lama tinggal di Bali.
“Yang paling penting adalah orang-orang yang bergabung. Itu yang membuat kami bersemangat menyambut acara ini,” tambahnya.
Lebih dari Sekadar Lari
Dengan lintasan sepanjang 7 kilometer menyusuri jalan desa, sawah, dan pesisir Pererenan, peserta diajak menikmati suasana alami Bali sambil bersosialisasi. Atmosfer pagi yang cerah dan semangat peserta menjadikan acara ini terasa meriah, tapi tetap bersahaja.
Awalnya, panitia hanya menargetkan 500 peserta. Namun dalam waktu dua minggu, jumlah peserta melonjak karena animo masyarakat begitu tinggi.
“Kami terus membuka ruang untuk lebih banyak orang, karena banyak yang ingin bergabung. Ini baru kali kedua kami adakan. Tapi saya yakin akan ada lagi, mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan,” ujar Nikita.
Ia mengungkapkan rencana untuk memperluas cakupan acara, tidak hanya lari, tetapi juga cabang olahraga lain seperti bulutangkis atau kegiatan di lapangan terbuka.
Pererenan Sebagai Titik Tumbuh Baru
Saat ditanya alasan memilih Pererenan sebagai lokasi, Nikita menjelaskan bahwa kawasan ini punya keunggulan secara geografis dan atmosfer komunitasnya.
“Awalnya kami mempertimbangkan beberapa lokasi. Tapi tempat ini bagus karena ada ruang terbuka untuk memulai acara, dan rute jalannya juga menyenangkan. Mungkin lain kali kami akan kembangkan di daerah sekitar, bisa jadi di Pererenan lagi, atau tempat lain di sekitarnya,” katanya.
Ia menyebut bahwa perusahaan yang ia rintis memang berinvestasi di kawasan Canggu, Pererenan, Berawa, serta beberapa titik lain seperti Bukit dan Ubud.
“Kami menjalankan usaha di bidang pariwisata, hospitality, dan pengembangan properti. Kami percaya Bali dan Indonesia memiliki masa depan cerah,” kata Nikita.
Menurutnya, setiap tahun pertumbuhan kunjungan ke Bali mencapai lebih dari 20 persen. Hal ini membuat infrastruktur semakin berkembang dan menambah minat investor.
“Semakin banyak orang tertarik, semakin terlihat bahwa Bali aman, menarik, dan terus berkembang,” ujarnya.
Dampak Langsung ke Warga Lokal
Bagi Nikita, investasi bukan hanya soal properti dan pariwisata semata. Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal agar hasil pembangunan benar-benar dirasakan secara langsung.
“Semakin banyak investasi, semakin besar minat dari berbagai pihak untuk datang. Dan masyarakat lokal juga mendapat manfaat. Ini menciptakan pekerjaan baru, kesempatan usaha, dan memperkuat jaringan sosial,” jelasnya.
Dalam acara BREIG Social Run ini, puluhan pelaku usaha lokal menjadi sponsor. Mulai dari usaha makanan sehat, produk UMKM, sampai pusat kebugaran.
“Kami senang karena acara ini bisa mengenalkan usaha lokal kepada peserta. Itu bisa menarik lebih banyak pelanggan dan memperluas jangkauan bisnis mereka,” tambahnya.
Optimisme yang Menular
Nikita yang telah tinggal di Bali sejak 2016 menyatakan optimismenya terhadap masa depan pulau ini. Ia melihat Bali tak hanya sebagai destinasi liburan, tetapi juga tempat tumbuhnya komunitas global yang sehat dan inklusif.
“Bali berkembang dari tahun ke tahun, tapi masih banyak tempat yang belum dikenal. Tempat-tempat itu sangat indah dan menarik. Ini adalah awal yang baik untuk pengembangan masa depan,” ucapnya.
Menurutnya, semakin banyak orang mengenal Bali, semakin banyak pula peluang ekonomi yang terbuka, baik untuk investor maupun warga lokal.
“Selalu ada pembicaraan tentang Bali. Dan itu bagus. Semakin dikenal, semakin baik bagi semua orang,” kata Nikita menutup.