Bina Calon-Calon Pengusaha Muda

MANGUPURA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Sebagai upaya meningkatkan peran serta UMKM di Badung, DiskopUKMP telah membuat program wirausaha muda. Bahkan, pihak DiskopUKMP Badung bekerjasama  Universitas Prasetya Mulya Jakarta untuk mencetak calon-calon pengusaha muda di Badung. “Mulai dari anak-anak muda kami dorong untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan,” ujarnya Made Widiana.

 

 

Entrepreneur muda atau startup-startup baru setiap tahun dimana dijaring 35 orang yang berasal dari sekolah menengah kejuruan (SMK) dan mahasiswa yang selanjutnya dimagangkan di Universitas Prasetya Mulya Jakarta.

Setelah menjalani masa magang, 35 orang ini disaring lagi untuk mendapatkan calon-calon wirausaha baru yang serius. Calon-calon yang lolos inilah selanjutnya diinkubasi selama tujuh hari penuh untuk digembleng menjadi wirausaha muda tangguh.

Saat ini sudah banyak pelaku usaha yang berhasil dicetak lewat program pemagangan ini. Kerjasama dengan Universitas Prasetya Mulya Jakarta katanya, sudah dilakukan tiga kali angkatan. Para calon pengusaha tersebut, diseleksi di Jakarta. Mereka dibekali teknik, pengembangan wirausaha dan pemasaran. Sehingga setelah keluar atau lolos seleksi, kewajiban Pemkab Badung untuk membina. 

 

“Kami berikan bantuan 10 juta per orang per usaha, sehingga mereka memiliki modal awal untuk membangun usaha,” terang Widiana.

 

Dia mencontohkan pengusaha jamur di bilangan Penarungan Mengwi. “Saat ini pengusaha ini mengembangkan usahanya dengan membuat produk baru yakni pizza jamur,” katanya.

Yang lain ada pengusaha sambel mantu di bilangan Dalung Permai. Pengusaha ini juga cukup sukses mengelola usahanya dan berawal juga dari program pemagangan. Ada juga pengusaha dupa dan sebagainya.

 

Kaitannya dengan isu Virus Corona atau Covid-19 dan dampaknya terhadap UMKM di Badung, Made Widiana mengatakan, di satu sisi isu tersebut memang membuat wisatawan sepi berkunjung ke Badung. Namun, disisi lain membawa berkah bagi para penekun UMKM. “Produk lokal justru banyak dicari dan diekspor. Dari segi harga juga meningkat,” terangnya.

BACA JUGA:  KPU Badung Targetkan Partisipasi Pemilih 90 Persen, Yakin Bakal Ada 2 Calon

 

Komoditi holtikultural saat itu dampak Corona nilai harganya cukup melonjak. Bahkan permintaan pasar juga meningkat. Komoditi yang banyak dicari seperti sayur-sayuran serta buah-buahan lokal.  “Ini juga ada dampak positifnya bagi petani. Ini merupakan salah satu celah bagi petani untuk mengembangkan dan memperkenalkan hasil pertanian lokal. Promosi-promosi produk daerah akan rutin dilakukan seiring adanya ketersediaan anggaran,” katanya.

 

Guna mengembangkan hasil pertanian petani lokal, Widiana telah melakukan temu wirausaha. Para petani katanya sangat antusias mengembangkan sistem kelompok tani. “Saya pun ini mengembangkan itu dalam rangka mengangkat potensi Kabupaten Badung. Corona bisa dikatakan sebagai upaya menembus pasar. Ketersediaan komoditi di Badung cukup banyak dan kualitasnya juga bagus-bagus. Ini yang dicari pasar,” ungkapnya.

 

Sementara kata dia, upaya membantu UMKM terpuruk akibat dampak isu virus Corona, pihaknya terus melakukan pemantauan pasar. Saat ini, segmennya belum dijumpai UMKM yang sangat terpuruk. “Jadi, seburuk apapun UMKM sebagai roda penggerak perekonomian, masih tetap bisa berjalan. Secara omset mereka mengalami penurunan, tetapi usahanya tetap bisa jalan,” tuturnya.(put).

 

 

Scroll to Top