Sempat Putus Diterjang Banjir, Jembatan Perak Diresmikan Bupati Jembrana

NEGARA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Jembatan Perak (Penyaringan Anyar Kaja) di Desa Penyaringan yang menghubungkan dua banjar, kini sudah diperbaiki dan tersambung kembali. Jembatan tersebut sebelumnya terkena hantaman banjir bandang hingga terputus akhir tahun 2018 lalu.

Setelah kembali tersambung, Jembatan Perak itu akhirnya diresmikan Bupati Jembrana Putu Arrha, Selasa (10/12). Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Artha didampingi Wakil Bupati Jembrana I  Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi dan Dandim 1617 Letkol Kav. Djefri Marsono Hanok. Turut hadir juga anggota - anggota DPRD Jembrana, Kepala OPD Pemkab, Perangkat Desa Penyaringan serta masyarakat Desa Penyaringan.

Kadis PUPR I Wayan Darwin menceritakan, Jembatan Perak dulunya terkena terjangan banjir bandang pada 22 Desember 2018 lalu. Akibat kerasnya terjangan banjir hingga jembatan itu terputus. Sebelumnya jembatan itu menghubungkan dua banjar yakni Banjar Penyaringan dan Banjar Anyar Kaja. Di dekat  jembatan itu juga terdapat fasilitas publik yakni SMAN 2 Mendoyo.

Pembangunan menelan anggaran senilai Rp 3,8 M dengan pengerjaan 147 hari. Jembatan ini memiliki bentang 44 meter, lebar perkerasan 4,4 meter dengan 2 balok girder beton precast dengan system 5 tendon masing masing balok dan satu satunya jembatan kabupaten di Bali yang menggunakan beton prategang. “Secara teknis jembatan tersebut kuat menahan beban hingga 50 ton,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Artha membenarkan pernyataan Kadis PUPR Wayan Darwin. Segera setelah mengetahui jembatan putus terkena Artha langsung memerintahkan Kadis PUPR untuk membangun jembatan dengan kualitas terbaik di tahun 2019 sesuai dengan spek yang di laporkan. Kepada warga Desa Penyaringan, Bupati Artha berpesan agar jembatan tersebut dirawat dengan baik. “Mohon Jembatan ini dirawat dan dijaga dengan baik, jangan biarkan kendaraan over tonase melintas” pesannya. Tak lupa Artha juga menyampaikan terima kasih kepada Prof Dr dr Swiyoga, Ketut Nada dan Keluarga Gede Martiana yang merelakan sebidang tanahnya untuk pembangunan jembatan tersebut. (prm)

BACA JUGA:  Kumuh, Puluhan Bangunan Liar di Gilimanuk Dibongkar Paksa
Scroll to Top