Kompor Berbahan Bakar Pelet Sampah Diuji Coba

SEMARAPURA-Fajar Bali | Sebelum cuti untuk Kampanye Pilkada 2018, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta didampingi istri sekaligus Ketua TP-PKK Kabupaten Klungkung  Ny. Ayu Suwirta masih menyempatkan diri untuk memimpin sosialisasi dan demo memasak menggunakan kompor berbahan bakar pelet sampah Rabu (14/2/2018). 

Sosialisasi penggunaan kompor ini merupakan bagian dari  program TOSS  Gema Santi  Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam mengolah dan memanfaatkan sampah sejak ditutupnya TPA Sente. Dengan pemakaian kompor ini diharapkan sampah tidak akan terbuang percuma namun akan diolah untuk bahan bakar.

Bertempat dihalaman Kantor Bupati Klungkung, Bupati Nyoman Suwirta menjelaskan berbagai keunggulan kompor ini. Diantaranya kompor tidak akan meledak, tidak menimbulkan aroma sampah  serta bahan bakar yang murah yang mampu diciptakan di masing masing desa.

Saat ini kompor masih merupakan produk SNI dari universitar Airlangga yang dijual seharga sekitar Rp 300 ribu. Ke depan Bupati Suwirta berencana menggadeng UMKM untuk menciptakan kompor serupa dengan harga yang lebih terjangkau.

"Sosialisasi kompor ini harus segera dilaksanakan ke desa-desa, setelah kompor kita produksi nantinya akan kita bagikan kepada KK miskin sehingga mereka tidak lagi menggunakan kompor gas maupun kompor minyak tanah yang harganya relatif mahal,” ujar Bupati Suwirta.

Ditabahkan dengan pemakaian kompor ini maka pengolahan dan pemanfaatan sampah akan semakin optimal utamanya pada desa yang telah memiliki TPST.  Bupati Suwirta juga optimis program TOSS Gema Santi merupakan solusi untuk penanganan masalah sampah di Kabupaten Klungkung. Di mana Klungkung yang tidak memiliki lokasi TPA, dengan program ini seluruh desa akan mengolah sampahnya menjadi briket dan pellet yang bernilai ekonomis.

Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana mengatakan inti dari penggunaan kompor ini adalah bagaimana mengurangi sampah. Bersama TP-PKK Klungkung pihaknya akan melakukan sosialisasi pembuatan bahan bakar pelet secara manual maupun dengan mesin serta cara penggunaan kompor segera ke desa desa. Pelet memiliki manfaat dan nilai ekonomis, selain untuk bahan bakar kompor juga untuk pembangkit listrik yang siap dibeli Indonesia Power.

Sampai saat ini tercatat sudah sembilan desa telah menggunakan kompor ini, diantaranya Gunaksa, Dawan Klod, Dawan Kaler, Paksebali, Tangkas, Gelgel, Kampung Gelgel, Akah dan Desa Banjarangkan. Tahun ini diharapkan akan lebih banyak desa yang akan mengolah sampahnya menjadi pelet dan memanfaatkan kompor ini. “ Semoga tahun ini akan lebih banyak desa akan memanfaatkan teknologi ini karena Bupati Suwirta sudah memberikan jalan kepada pihak desa menggunakan 15 pesen ADD untuk hal hal bersifat kebersihan dan pengolahan sampah sesuai dengan payung hukum,” ujar Anak Agung Kirana. (dia)

Scroll to Top