Hindari Kerumunan Guna Menekan Laju Penyebaran Kasus Covid-19

Loading

Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Selain menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, Ahli Virologi Universitas Udayana, Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan bahwa yang menjadi kunci untuk menekan kasus Covid-19 di Bali adalah dengan menghindari kerumunan.

"Utamanya harus hindari kerumunan, karena Covid ini lebih mudah menyebar dikerumunan. Kalau kerumunan sudah dihindari, maka Covid dapat ditekan bukan hanya dengan pakai masker. Karena, meski pakai masker masih bisa tertular lewat anggota tubuh yang lain," ujarnya, Senin (13/9/2021).


Ia menyatakan meskipun saat ini kondisi kasus Covid-19 di Bali sudah landai dan angka kematian menurun, serta tingkat hunian di rumah sakit mulai longgar, bukan berarti virus tidak ada. "Virus Covid ini masih ada, dan penyebarannya bisa terjadi di sekitar kita semua. Oleh karena itu, kewaspadaan kita haruslah selalu ditingkatkan dengan disiplin protokol kesehatan. Selain itu, dengan kegiatan vaksinasi dan menghindari kerumunan kita sudah dapat menekan kasus ini. Kalau hanya pakai masker tanpa adanya jaga jarak atau berkerumun, bisa jadi kita tetap tertular lewat mata, karena mata tidak tertutup dan juga lewat tubuh atau pakaian yang dipakai," imbuhnya.


Baca Juga :
Kaca Mobil Inova Dikeprok, Maling Gasak Uang Tunai Rp 244 Juta
DPO Tahun 2020, Pengacara Gadungan Diringkus di Kalimantan Selatan


Sementara, untuk melihat apakah saat ini Bali dalam kategori aman atau tidak, bisa dilihat dari jumlah kasus dan jumlah kematian. Saat ini data menunjukkan penurunan, sehingga bisa disebut kondisi sudah stabil terkendali. la mengatakan yang menjadi penyebab penurunan kasus di Bali agak lama dibandingkan daerah lain, karena masih terjadi banyak kerumunan.


"Tentu, kenapa agak lama penurunan kasusnya dibandingkan daerah lain, karena ada praktik-praktik kerumunan di Bali berhubungan adat dan agama, sehingga menyebabkan kasus kematian agak lama menurun. Semoga kembali stabil, vaksin efektif," ucapnya.


la menambahkan bahwa fungsi dari vaksin untuk mencegah infeksi berat dan meninggal dunia. Namun, kata Prof Mahardika, vaksin tidak mencegah penyebaran di komunitas. Sehingga, pemerintah harus merevisi target vaksinasi dan paling ideal 100 persen penduduk divaksin dua kali.


"Data dunia menunjukkan vaksin tidak mencegah penyebaran di komunitas, namun mencegah gejala berat dan jumlah kematian, karena itu target vaksinasi sebaiknya 100 persen penduduk itu divaksinasi," tegasnya. (dha)
Scroll to Top