Masih Banyak Anak Yatim yang Butuh Perhatian

Loading

Gianyar- sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bali, mendatangi rumah bocah yatim, Putu Edwin Candra Nata Septiawan (empat) asal Desa Kelusa, Payangan. Kedatangan KPAD memastikan memberikan anak yatim tersebut orangtua asuh. 

Komsioner KPPAD Bali, Made Ariasa  mencarikan bocah itu orang tua asuh dan diharapkan bocah itu memperoleh kail sebagai bekal hidup masa depan. "Tidak cukup memberikan ikan (sumbangan, red) berapapun banyaknya, tetap akan lebih baik memberikan kail, agar Putu (sapaan bocah yatim, red) kelak bisa meraih masa depannya,” ujarnya, Sabtu (31/7/2021) lalu. 

Dijelaskan, Putu Edwin siap ditanggung oleh seorang pengusaha. "Kami sudah dipertemukan dengan salah satu orang tua asuh yang akan membantu dana kehidupan dan pendidikan bagi si kecil Putu Edwin," ujarnya.

Baca Juga :
RSUD Sanjiwani Berjibaku Tangani Pasien Covid
Serentak di Seluruh Bali, Nakes Terima Vaksinasi Dosis Ketiga

Putu Edwin ditinggal meninggal dunia oleh ayah dan kakeknya. Usai ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi dengan pria lain. Bocah itu pun hidup sebatang kara. Dia sementara dirawat oleh bibinya. 

Yang memberatkan, bocah 4 tahun itu dibebankan tanah warisan desa. Dia sudah masuk warga adat dan tiap bulan membayar iuran ke desa. Namun karena masih bocah, Putu Edwin tidak ikut tedun ngayah.

Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu menambahkan, permasalahan yang dihadapi Putu Edwin bukan sekedar kebutuhan hidup makan minum, kesehatan, bermain dan pendidikan saja.

“Ke depannya tetap masalah terkait kewajiban adat di luar ayah-ayahan. Misalnya, ada hak PKH (Program Keluarga Harapan) yang ternyata masih dipegang oleh kakak tirinya. Infonya (kakak tiri, red) tidak lagi merawat dan menghidupinya,” terangnya. 

Ariasa berharap, nasib Putu Edwin ini perlu keterlibatan dan inisiasi semua pihak. “Mulai dari pemerintah banjar, desa, kabupaten di dinas terkait,” ujarnya. Lantaran bocah ini bersentuhan dengan adat, Ariasa menilai perlu peran Majelis Desa Adat (MDA) Gianyar.

“Termasuk MDA kecamatan dan kabupaten, terhadap beban tanggung jawab adat tersebut serta pengembalian hak PKH warisan orang tuanya,” pintanya.

Ariasa yang merupakan KPPAD Bidang Pendidikan akan ikut berusaha mengupayakan pendidikan berkelanjutan. “Salah satunya mengupayakan ada orang tua asuh untuk keberlangsungan masa depan pendidikannya sebagai bentuk bekal kail masa depannya. Bukan untuk memancing tapi untuk bekal bekerja lebih baik,” jelasnya.

Pihaknya berharap, akan ada banyak orang tua asuh yang akan mau mengulurkan sebagian kecil rezekinya. “Sebagai wujud syukur atas segala berkah Tuhan selama ini,” ujarnya penuh harap. (sar)
Scroll to Top