90 Persen Kematian Akibat Covid-19 Merupakan Orang Tanpa Vaksinasi

Loading

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Untuk menekan angka kematian akibat terinfeksi Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM mengajak masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan (prokes). Disebutkan, 90 persen pasien meninggal akibat Covid-19 merupakan orang tanpa menjalani imunisasi/vaksinasi.

"Dari data yang saya catat, 90 persen pasien yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Dan hanya 10 persen saja pasien yang meninggal akibat Covid-19 yang menggunakan imunisasi. Tentunya mereka yang 10 persen itu ada penyakit bawaannya. Oleh sebab itulah, mari kita perketat penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) bersama dan ayo Imunisasi," ucap dr Suarjaya saat membuka acara Penguatan Pelaksanaan Prokes dan Vaksinasi Covid-19 secar Daring, Senin (16/8/2021).

Dalam acara tersebut, dr Suarjaya menyampaikan, bahwa ada 3 penyebab mengapa kasus Covid-19 di Bali terus meningkat tajam. Ketiga penyebab itu dikarenakan adanya Covid-19 yang bersumber dari virus varian Delta.

"Virus delta ini sangat berbahaya, penyebarannya sangat cepat. Sehingga bisa berpindah-pindah ke medium lain secara cepat terutama di lingkungan keluarga. Dimana lingkungan keluarga penerapan protokol kesehatannya dinilai belum optimal. Saya ingatkan kepada semua masyarakat agar selalu menggunakan masker di rumah, kecuali tidur. Karena sedikit saja kita lengah, maka salah satu keluarga kita yang imunnya lemah akan diserang oleh virus delta," ujarnya.

Baca juga :
Tabur Bunga di TMP, Wabup Patriana Ajak Teladani Jasa Pahlawan
Sekda Adi Arnawa Kukuhkan Paskibraka Kabupaten Badung Tahun 2021


Penyebab yang kedua menurut dr Suarjaya adalah masih adanya kerumunan di beberapa wilayah Bali.

"Maraknya pelaksanaan upacara keagamaan dengan melibatkan banyak orang menjadi bagian dari meningkatnya kasus Covid-19, serta masih ramainya kegiatan di pasar-pasar tradisional. Saya juga sempat berpesan dengan semua PD Pasar yang ada di Bali agar selalu menerapkan prokes ekstra ketat serta menghimbau agar mengajak masyarakat melakukan vaksinasi," terangnya.

Sementara penyebab yang ketiga yakni, masih adanya masyarakat yang enggan untuk melakukan vaksinasi. Sehingga resiko terkena virus sangat tinggi dan penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama bahkan bisa mengakibatkan kematian.

"Dengan melakukan vaksinasi, kita bisa menangkal virus walaupun tak 100 persen bisa menghindari paparan virus itu sendiri. Meski sudah menjalani vaksinasi, kita masih bisa terpapar, namun dengan resiko yang rendah dan penyembuhannya tidak lama. Untuk menyempurnakan vaksinasi, maka disiplin protokol kesehatan juga wajib dilakukan," tuturnya.

Diakhiri sambutannya, dr Suarjaya berterima kasih dengan diadakannya acara Penguatan Pelaksanaan Prokes dan Vaksinasi ini.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada para narasumber yang mengisi acara ini. Sehingga kita semua mengetahui bagaimana sebenarnya pelaksanaan prokes di masing-masing instansi dan PD Pasar serta bagaimana kebijakan Pemerintah Provinsi Bali khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam mengelola pasar Tradisional di Era Pandemi Covid-19 ini," pungkasnya. (dha)
Scroll to Top