18 Pasien di Bali Dicurigai Terpapar Corona, Satu Pasien WNA China Masih Diobservasi

DENPASAR - fajarbali.com | Sejak merebaknya kasus infeksi virus Corona hingga 3 Februari 2020, Provinsi Bali telah menangani sebanyak 18 pasien yang diobservasi dengan keluhan awal demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Namun, dari keluhan-keluhan tersebut, tidak ada yang mengarah ke pneumonia atau suspect Corona, melainkan hanya demam biasa hingga bronchitis (radang saluran napas). Dari 18 pasien tersebut, masih ada satu orang yang diobservasi di RSUP Sanglah, Denpasar, sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

 

 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM mengatakan, 18 pasien dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas yang ditangani tersebut terdiri dari 4 anak-anak, 13 orang dewasa, dan 1 lanjut usia (lansia). Dari sisi jenis kelamin, mereka didominasi laki-laki yakni 12 orang dan perempuan 6 orang. Dari sisi kewarganegaraan, kata dr Suarjaya, 14 WNA dan 4 orang lagi WNI. Perlu dicatat, dari 14 WNA tersebut, sebanyak 10 pasien di antaranya asal China, sementara sisanya asal Australia, Amerika Serikat, dan Meksiko.

 

“Dari 18 kasus ini, tidak ada yang mengarah ke pneumonia. Yang ada bronchitis. Memang ada beberapa yang kita konfirmasi lebih dalam dengan cek laborotirum. Ada 7 yang kami periksa laboratorium, 6 pasien di antaranya negatif virus Corona,” jelas dr Suarjaya, Senin (3/2).

 

Menurut Suarjaya, satu-satunya pasien yang masih diobservasi di RSUP Sanglah adalah bocah 12 tahun asal China. Pasien ini masih menunggu hasil uji laboratorium. 

 

Suarjaya menambahan, dari sisi penentuan kasus dan perawatan, untuk setiap kasus dengan gejala klinis suhu panas tinggi, batuk, dan sesak napas, plus memiliki riwayat perjalanan ke China dalam waktu 14 hari terakhir, memang harus dilakukan pemeriksaan lebih detail di rumah sakit. 

 

Namun, bukan berarti pasien tersebut langsung dicurigai (suspect) terinfeksi virus Corona. Untuk menentukan kasus suspect tidak, kata Suarjaya, bisa hanya dengan pemeriksaan gejala klinis, namun juga harus dilengkapi pemeriksaan foto thoraks yang menunjukkan ada radang paru (pneumonia).

 

“Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan gejala klinis, dan pemeriksaan foto thoraks. Jadi, di-rontgen pada thoraksnya. Selain memiliki riwayat pernah bepergian atau berasal dari China, pasien juga harus ada tanda-tanda spesifik yang mengarah pneumonia. Kalau terpenuhi dua ini, barulah pasien dinyatakan suspect virus Corona,” tegasnya. 

 

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengumumkan virus jenis baru bernama 2019 N-CoV yang merebak di Wuhan, China sebagai situasi darurat global pada 30 Januari 2020 lalu. Informasi terakhir menyebutkan, kasus virus Corona 2019 N-CoV di China mencapai 11.821 kasus dan 259 orang di antaranya meninggal dunia. Tidak hanya di China, total ada sebanyak 132 kasus terinfeksi virus Corona di 23 negara. (dar).

Scroll to Top