“Ini saya serahkan truk kebersihan, jika selama 2 tahun tidak digunakan dengan baik, hanya parkir di garasi maka bisa saya tarik. Namun jika dimanfaatkan dengan baik maka setelah 2 tahun saya akan serahkan sepenuhnya ke-desa termasuk BPKBnya,” tegas Bupati Mahayastra.
Mahayastra
Khusus di pencegahan, KPK membantu Pemda memperbaiki mulai dari sistem perencanaan dan penganggaran, rekrutmen pegawai, pengadaan pelayanan terpadu, perijinan dan pengelolaan dana desa serta optimalisasi pendapatan daerah melalui 8 MCP (Monitoring Center for Prevention).
“Ajengan nasi tawur sebagai simbolisasi untuk menormalkan kembali, disebar di masing-masing desa sebagai suguhan kepada Bhuta Kala yang ada disana, bahwa kita sudah melakukan persembahan yang terpusat di Pura Pucak Pausan,” pungkas Jro Mangku Ardana.
Bupati asal Payangan tersebut mengemukakan bahwa Gianyar telah menuju kemerdekaan dalam berbagai hal. “Merdeka berarti gratis berobat untuk mereka yang sakit, pendidikan gratis dari sekolah dasar hingga SMP bahkan SMA juga digratiskan Pak Gubernur. Jadi siapkanlah diri dalam masa belajar untuk berkompetisi di dunia kerja,” pesannya.
Persembahan Rsi Yadnya kepada para sulinggih dengan mengambil momen menjelang Hari Raya Saraswati tersebut, menurut Bupati Mahayastra dirasa sangat tepat. Mengingat menjelang Hari Raya Saraswati dan Banyu Pinaruh di Bali, masyarakat banyak yang tangkil ke griya membawa boga yadnya.
Ganjar menyebut dalam masa pandemi, Bali dihajar habis oleh Covid. Dikatakan lagi, sebelumnya wisatawan hanya mengunjungi Kuta dan Sanur, namun kini Bali menyediakan pilihan beragan, terutama Desa Wisata. “Dari yang mainstream sampai yang paling unik ada di Bali, bahkan di desa wisata bisa ada yang paling estetik,” jelas Ganjar.
“Nanti dalam membuat SPJ, jangan membuat nota pembelian pasir di toko buku, atau menaikkan harga. Contoh membeli semen 60 ribu dibuat 70 ribu, itu nanti bisa jadi temuan karena sudah ada standar harga,” tegasnya.
“Saya ingin Gianyar zero waste, TPA Temesi zero waste, tidak ada lagi tumpukan sampah, melalui kerjasama ini kita akan wujudkan Gianyar yang nol sampah,” tegas Bupati Mahayastra.
Mahayastra juga membangun berbagai aplikasi pelayanan publik, seperti PPDB, Gianyarku Aman, PPID, Lapor, E-Surat, Probity Audit, Data Sosial, dan Dashboard Pimpinan. Melihat sepak terjang bupati yang begitu cepat, cekatan dan transparan tak ayal mendapatkan berbagai penghargaan seperti WTP 5 kali.
Hal ini membuktikan kekompakan dan kebersamaan, serta rasa kekeluargaan yang tinggi antar seluruh komponen yang ada di Desa Pejeng, sehingga Porsenides dapat terlaksana dengan baik dan lancar.