Scared Of Bums Kembali Membakar, Konser Intim ‘Before It Burns’ Bocoran Eksklusif Album Keempat Setelah Tujuh Tahun Menanti

u7-2025-10-31-at-08.17.46
Scared Of Bums.

DENPASAR-fajarbali.com | Unit punk rock veteran asal Denpasar, Scared Of Bums (SOB), resmi mengakhiri masa absen panjang mereka selama tujuh tahun dari rilisan album. Kembalinya band ini ditandai dengan sebuah acara eksklusif dan intim bertajuk "Before It Burns," yang digelar sebagai langkah pembuka menuju album keempat yang telah lama dinantikan. Perhelatan ini bukan sekadar konser, melainkan "Pesta Sesi Dengar" yang dirancang khusus untuk menegaskan kembali eksistensi dan energi baru SOB di skena musik Bali dan nasional.

Vokalis sekaligus gitaris, Eka Janantha “Bo-Care,” menjelaskan pentingnya momentum ini. “Sudah lama kami tidak bikin acara sendiri, dan orang-orang masih terpaku di dua album terakhir. Sekarang saatnya bergerak maju lagi,” ujarnya. Acara "Before It Burns" menjadi platform krusial bagi band yang telah berkarier lebih dari 15 tahun ini untuk menyampaikan bahwa semangat dan api mereka masih menyala, siap untuk kembali membakar arena musik.

Dalam acara tersebut, SOB secara sengaja memberikan bocoran delapan materi baru yang akan menjadi fondasi utama album keempat mereka. Langkah ini, menurut Nova Fuxnbumz, merupakan strategi unik untuk mendekatkan diri dengan para pendengar setianya. “Dulu album pertama sempat bocor ke warnet, tapi dari situ banyak orang kenal SOB. Kali ini kami sengaja kasih bocoran lebih dulu, biar yang datang jadi saksi pertama,” ungkapnya sambil tertawa, menyoroti pendekatan personal yang diusung kali ini.

Judul "Before It Burns" sendiri memiliki dua lapisan makna yang mendalam. Secara literal, 'burn' merujuk pada proses duplikasi audio ke medium fisik atau digital. Namun, secara simbolik, ia dimaknai sebagai "sebelum karya ini benar-benar menyala dan dirilis ke publik." Konsep "Pesta Sesi Dengar" ini muncul dari keinginan untuk menciptakan suasana yang lebih dekat dan hangat. Arx Bums (bass/vokal) menjelaskan, "Bukan sekadar tampil di panggung, tapi menciptakan ruang yang dekat, ngobrol, ngerokok, dan mendengarkan bareng."

BACA JUGA:  Sthala Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2025 Pukau Dunia dengan Harmoni Lintas Benua

Meski tetap setia pada identitas punk yang keras, jujur, dan membara, delapan lagu baru yang diperkenalkan menampilkan pendekatan yang lebih personal dan reflektif. Eka Paramatha “Poglak” (gitar) menuturkan bahwa tema besar album ini masih tentang amarah, tetapi bukan lagi "marah yang kosong." “Ada kecewa, ada sedih, dan semua itu jadi bahan bakar untuk terus jalan,” jelasnya, mengisyaratkan kedewasaan lirik yang diusung dalam karya terbaru mereka.

Secara musikal, SOB terdengar lebih dinamis tanpa mengorbankan karakter khas mereka. Nova menambahkan bahwa mereka telah mengubah beberapa nada dasar dan menambah referensi baru, namun tetap "menjaga beat dan rasa yang khas SOB." Dinamika ini juga diperkaya melalui kolaborasi, di mana SOB menggandeng Utha Kusuma Widhiana sebagai music director di beberapa lagu. "Utha bantu kami melihat SOB dari sisi yang lebih segar,” aku Bo-Care.

Proses kreatif album ini penuh dengan benturan ide, melibatkan kolaborasi dengan Man Angga dan Guna Kupit (Nostress) dalam kurasi lirik dan melodi. “Setiap album SOB lahir dari benturan. Kami sering berdebat, tapi itu bagian dari perjalanan,” ujar Arx. Namun, ia menekankan bahwa perdebatan justru melahirkan kehangatan. “Kami sadar, SOB bukan cuma band. Ini keluarga.”

Konsistensi SOB dalam menjunjung tinggi semangat punk DIY (Do It Yourself) yang membesarkan mereka tetap menjadi pilar utama. Setelah lebih dari satu setengah dekade berkarya, band ini masih mengurus semua aspek—dari konsep hingga produksi—secara mandiri, dibantu oleh tim inti yang sudah dianggap layaknya saudara.

Acara "Before It Burns" juga sukses menjadi perayaan kolektif, melibatkan ALUHSUN dan Rock The Beat Music Studio sebagai tim produksi utama, serta dukungan teknis dari Harmonic Labs dan Telaga Swara. Kolaborasi lintas komunitas ini—didukung oleh Go Ahead Music, Berbagi Kopi, Sloji, dan Cheapy Eyewear—menegaskan nilai kebersamaan yang menjadi nyawa skena musik Bali. “Itu yang membuat energi skena tetap hidup,” kata Nova.

BACA JUGA:  Tampil Dalam Satu Frame, Symphony Of Silence X Hanamura Kembali Semarakkan Belantika Musik Bali

"Before It Burns adalah ajakan untuk berani berubah tanpa takut kehilangan jati diri,” tutup Arx. Perayaan kembalinya Scared Of Bums ini menjadi simbol keberanian, kebersamaan, dan janji bahwa band veteran ini masih memiliki banyak hal untuk diteriakkan, mewakili semua pihak yang terus berjuang untuk memulai lagi dari awal. (M-001)

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top