PPKM Pengaruhi Ketersediaan Darah dan Plasma Konvalesen

(Last Updated On: 20/08/2021)

Denpasar- fajarbali.com | Masih berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 16 Agustus, tidak saja membawa dampak pada aktivitas ekonomi, namun juga berdampak pada ketersediaan plasma konvalesen dan stok darah di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali.


Minimnya pendonor akibat dampak pandemi dan imbas PPKM membuat PMI maupun Rumah Sakit kewalahan mencari para pendonor sukarela maupun pendonor pengganti dari pihak keluarga.

Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali, Ketut Pringgantara saat dikonfirmasi, Minggu (15/8/2021) mengatakan, sejak bulan Juni lalu, ketersediaan plasma konvalesen mengalami penurunan hingga 50 persen.

Baca Juga :
PAD Anjlok, Gunakan Silva Tutupi Anggaran
Kerahkan Mahasiswa Kesehatan, Dinkes Bali Optimalkan Tracing dan Testing

“Apalagi sejak diterapkannya PPKM, stok plasma konvalesen semakin menurun, bahkan kami pernah kehabisan stok pada awal Juli lalu,” jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan stok darah maupun plasma konvalesen, Pringgantara menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi dan kerja sama dari berbagai instansi pemerintahan maupun masyarakat untuk memenuhi stok darah dan plasma konvalesen. Salah satunya adalah dengan melibatkan BPBD Kota Denpasar, Dinkes Provinsi Bali dan ASN di Bali.

Ia menambahkan, untuk aktivitas donor, Pringgantara menyebutkan menargetkan bisa mengambil sebanyak 120 sample. “Namun demikian, dari 120 sample itu, tidak semua bisa menjadi donor, sample harus dinyatakan lulus tes baru bisa kami ambil plasmanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes, menerangkan selain stok plasma yang mengalami penurunan, ketersediaan darah juga mulai menipis. Hal tersebut dikatannya bukan hanya dampak dari pandemi yang selama ini menjadi ketakutan masyarakat untuk berdonor, namun juga imbas dari PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat.

“Sehingga dengan kebijakan tersebut menyebabkan ketersediaan darah maupun plasma di UTD PMI Bali menurun drastis. Namun, kami terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan darah dan plasma yang rata-rata permintaan di atas 70 persen. Dengan adanya bantuan dari PDDI Bali maupun organisasi masyarakat lainnya, kita harapkan ketersediaan darah dan plasma kembali tercukupi dengan baik,” harapnya.

Lebih lanjut dr. Patra menyatakan jika permintaan transfusi darah tak hanya digunakan untuk merawat pasien Covid-19 saja, melainkan juga untuk pasien non-Covid seperti pasien yang menjalani operasi besar, pasien penyakit kronis dan lain sebagainya yang jumlahnya terus meningkat per harinya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Lima Pendaki Di Evakuasi, Tersesat Karena Kelelahan

Jum Agu 20 , 2021
Dibaca: 21 (Last Updated On: 20/08/2021)AMLAPURA-fajarbali.com l Pos SAR Karangasem bersama pemandu local berhasil menyelamatkan lima orang pendaki yang tersesat di Gunung Agung. Mereka berhasil di ditemukan di ketinggian 2000 mdpl dalam kondisi melelahkan.  Kelimanya diketahui tersesat saat berada di Pos II saat hendak turun ke pos pendakian di Pura Pengubengan, Besakih, […]

Berita Lainnya