NEGARA – fajarbali .com | Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo memuji nilai-nilai pluralisme di Jembrana yang terjalin dengan baik. Masyarakat Jembrana yang disebutnya heterogen selama ini menjunjung tinggi perbedaan dengan tiap agama bisa hidup berdampingan.
“Hal ini harus dipertahankan. Kita tidak ingin pertikaian antar umat beragama terjadi, ” tegas Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo ketika melakukan sosialisasi empat pilar RI di kediaman pribadi Bupati Jembrana I Nengah Tamba di Banjar Peh, Desa Kaliakah Kecamatan Negara, Minggu (16/5/2021).
Menurutnya nilai nilai itu merupakan warisan luhur pendiri bangsa. Bagaimana Indonesia dengan 17 ribu lebih pulau tersebar senusantara bisa hidup rukun dan damai.
Baca Juga :
Komisi II DPRD Tinjau Pembangunan Pelabuhan di Nusa Penida, Ingatkan Rekanan Tambah Tenaga Kerja Usai Lebaran
Pelabuhan Sampalan Ditarget Beroperasi Awal 2022, Menhub Penuhi Janji Kepada Warga Nusa Penida
Sosialisasi empat pilar yang disampaikan dihadapan forum kepala desa, majelis desa adat, tokoh masyarakat lintas agama, serta komunitas otomotif itu, juga ditekankan penguatan nilai nilai Dasar Negara Pancasila.
“Tugas kita adalah menjaga warisan itu. Jangan terpancing dengan provokasi yang merusak kehidupan beragama. Karena salah satu yang dapat mendorong pertikaian agama adalah kesenjangan ekonomi, ” terangnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar tetap mewaspadai bahaya radikalisme. Ancaman radikalisme sebutnya, masih sangat nyata di Indonesia, bahkan belakangan ini potensinya meningkat. Pihaknya prihatin karena radikalisme belakangan ini meningkat. Karena pendidikan Pancasila harus kembali dihadirkan di lingkungan sekolah.
Menyinggung masalah pandemi, Bamsoet juga memuji Jembrana yang mampu bertahan pertumbuhan PAD sekitar 3 persen. Jumlah itu disebutnya sudah luar biasa mengingat diberbagai daerah ada yang sampai minus. Ini menandakan Jembrana memiliki ketahanan PAD yang kuat ditunjang sektor pertanian dan kelautan.
Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyebutkan Jembrana ini memiliki potensi besar tapi masih perlu terobosan dan dukungan pusat untuk mengeksekusi. Khususnya di sektor pertanian.
Bupati Tamba mencontohkan produksi gabah Jembrana yang cukup tinggi, namun harga beras di masyarakat masih cukup tinggi. Keuntungan itu belum sepenuhnya dinikmati petani sehingga perlu terobosan dan kebijakan.
Contoh lainnya adalah Kakao Jembrana yang kualitasnya sudah diakui dunia. Saat ini kata Tamba hasil kakao Jembrana sebanyak 3000 ton. Sedangkan kakao yang sudah fermetasi hanya mampu kisaran 300 ton.
“Kelemahan ada dimesin fermentasi. Jumlahnya masih kurang. Sehinga perlu menjadi atensi semua pihak . dengan kehadiran bapak Bamsoet kami mohon dukungan dari pusat ,” terang Tamba. (prm)