Ketut Sudikerta yang sebelumnya mendapat rekomendasi Partai Golkar sebagai calon gubernur Bali pada perhelatan pemilihan gubernur (pilgub) Bali 2018 mendatang, akhirnya harus mengalah menerima rekomendasi pengganti sebagai calon wakil gubernur mendampingi IB. Rai Dharma Wijaya Mantra.
DENPASAR-fajarbali.com | Sudikerta mengaku sangat berat menerima kenyataan itu. Namun walaupun demikian, ia harus menerimanya karena dirinya merupakan kader yang mempunyai komitmen dan loyalitas terhadap partai berlambang pohon Beringin tersebut. Hal Itu diungkapnya di hadapan peserta Musyawarah Daerah (Musda) I Gabungan Ahli Teknik Nasional Indonesia (GATENSI) Bali saat membacakan sambutan gubernur Bali di Hotel Inna Bali Beach Sanur, Senin, (8/1/2018).
“Berat bagi saya untuk menerima kekalahan ini, namun apa daya tangan tak sampai. Karena saya adalah kader organisasi yang memiliki komitmen, loyalitas terhadap organisasi,” ungkapnya yang disambut dengan tepuk tangan oleh peserta musda.
“Dengan suatu catatan, saya dapat menerima (rekomendasi cawagub, red) apabila demi pembangunan, diberikan mengelola ekonomi, pembangunan desa, sumber daya, dana-dana hibah,” katanya. Ia juga meminta ada kebersamaan antaristri gubernur dan wakil gubernur. Dirinya tidak mau istri gubernur dan wakil gubernur berkelahai hanya gara-gara persoalan yang dibawa oleh istri para asisten. Sudikerta juga menyampaikan permohonan maafnya kepada kepala dinas yang hadir saat itu karena telah membuka pengalamannya tersebut. Dirinya meninginkan pembangunan di Bali terwujud dengan kaharmonisan, dengan semangat kebersamaan, agar pembangunan bisa untuk melayani masyarakat.
“Oleh karena itu kalau konsesus itu ditandatangani, saya mau jadi wakil, kalau tidak ya sudah lah,” katanya tanpa memperjelas kata ya sudahlah. Berikutnya kata Sudikerta, ia dipanggil datang ke DPP Partai Golkar untuk menandatangani konsensus tersebut. (dj)