https://www.traditionrolex.com/27 Dua Pekan, Ribuan Orang Kunjungi Museum Penanggulangan Terorisme  - FAJAR BALI
 

Dua Pekan, Ribuan Orang Kunjungi Museum Penanggulangan Terorisme 

(Last Updated On: 18/12/2019)

DENPASAR – fajarbali.com | Sejak berdiri dari tanggal 30 November-18 Desember 2019 tercatat sudah 2.703 orang mengunjungi Museum Penanggulangan Terorisme di Jalan WR. Supratman, Denpasar Timur.

 

 

Museum yang dibangun pertama di Indonesia dan yang diekspose pertama ke dunia ini dibuka setiap hari untuk umum dari pukul 08.00-17.00 Wita. Dua anggota Polri terdiri dari Polwan dan Polki ditugaskan secara khusus sebagai pemandu museum. Mereka menyapa dan melayani para pengunjung dengan sangat ramah.

Dimana, pemandu akan mengajak para pengunjung melihat dokumentasi aksi terorisme tahun 2002 hingga 2019 dan foto-foto para pelaku terorisme. Pemandu juga menjelaskan tragedi bom Bali I dan II hingga aksi bom bunuh diri di Medan beberapa waktu lalu.

Menurut pemandu museum, Briptu Ni Putu Surya Devita, S.H, sejak diresmikan oleh Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose pada 27 November 2019 lalu, pengunjung Museum Penanggulangan Terorisme hampir setiap hari ramai. Bahkan dalam satu hari pernah sampai lebih dari 600 pengunjung yang datang.

Dijelaskannya, museum ini terbuka untuk umum. Di sini edukasinya dapat, bahwa ini menerangkan banyak ilmu secara digital forensik, analisis, belajar juga barang barbahaya. “Kebanyakan yang mengunjungi museum dari kalangan pelajar di Bali,” kata Briptu Devita, Rabu (18/12/2019).

Briptu Devita mengatakan, museum ini dibangun untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya Bali, bahwa teroris adalah musuh bersama, bukan hanya penegak hukum. “Selain masyarakat sipil, banyak anggota polisi juga meninggal dan cidera akibat diserang teroris. Jadi kita harus bersama-sama mengenang apa yang dilakukan oleh para penegak hukum, satuan tugas anti teror, BNPT dan seluruh stakehokder,” ujarnya.

Sementara itu, seorang siswi kelas 5 SD Al-Amin Tabanan, Nurmaulida Aisya Sal Vira (10) mengaku senang bisa mengunjungi Museum Penanggulangan Terorisme. Sebab diusianya yang masih kecil sudah bisa mengetahui apa itu teroris dan bagaimana cara penanggulangannya. Menurutnya pemberantasan teroris sangat perlu dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI. 
“Jadi, menurut saya Museum Penanggulangan Teroris ini sangat bagus. Saya akhirnya tahu kalau teroris itu sangat jahat,” tutur Nurmaulida Aisya Sal Vira. (hen).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Menyesal, Gigolo Pembunuh SPG Mobil Minta Hukuman Ringan 

Rab Des 18 , 2019
Dibaca: 12 (Last Updated On: 18/12/2019)DENPASAR – fajarbali.com | Terdakwa Bagus Putu Wijaya, gigolo pembunuh SPG (sales promotion girl) di penginapan Teduh Ayu 2, yang sebelumnya dituntut hukuman 12 tahun penjara, Rabu (18/12/2019) mengajukan pembelaan alias pledoi.    Save as PDF

Berita Lainnya